REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Toilet merupakan salah satu kebutuhan penting bagi jamaah haji di Mina, terutama jelang puncak ibadah Wukuf.
''Kami sudah sering meminta penambahan toilet kepada muasassah dan mau mengusahakan sendiri berupa toilet portablem namun terkendala tempat yang tidak ada,''kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Senin (29/9).
Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Ahmad Jauhari memaparkan, jumlah toilet untuk jamaah haji Indonesia sebanyak 20 pintu untuk laki-laki dan satu pintu untuk perempuan.
Sementara satu maktab itu terdiri dari sekitar 2.980 sampai 3.000 jamaah. Jadi, rasio antara jumlah toilet dengan jamaah haji Indonesia di satu maktab adalah satu dibandingkan 75 orang.
"Kita sudah sering bicarakan hal tersebut dengan muassasah. Namun space-nya memang tidak ada lagi. Karena itu kita sedang menjajaki penempatan toilet portabel," kata Jauhari.
Sarana pendukung seperti saluran air bersih dan saluran pembuangan limbah pun ternyata tak diperhatikan penyelenggara haji di Arab Saudi. ''Membangun toiletnya saja sudah sulit karena ketiadaan ruang, apalagi membangun sarana pendukungnya,''ujarnya.
Kepadatan pemakaian toilet terjadi di waktu sebelum Subuh dan menjelang Maghrib. Maka, ia meminta para calhaj menyiasatinya dengan memanfaatkan waktu luang di luar kepadatan tadi untuk ke toilet terlebih dulu.
Sementara itu, Jauhari memastikan, toilet di Arafah tidak terlalu bermasalah. Karena selain aktivitas yang tidak terlalu lama, bangunan toilet juga banyak. Termasuk toilet bertingkat yang sudah dibangun pihak muassasah di beberapa titik.