REPUBLIKA.CO.ID, "Jika anda ingin berangkat ke Tanah Suci, berdoalah". Itulah resep pertama yang dilontarkan Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Anwar Abbas (59) saat diwawancara di UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Jakarta.
Kisah Anwar berhaji pada 2001 membuatnya terkenang akan doa. Saat itu, dia mendapat undangan menjadi pembimbing haji dari organisasi wanita Muhammadiyah, Aisyiyah. Untuk berangkat, dia harus menyediakan sejumlah uang guna membeli tiket perjalanan ke Makkah.
"Saya tidak punya uang waktu itu. Namun, setelah saya cari pinjaman ke mana-mana, akhirnya ada teman yang meminjamkan uang, yang lalu saya bayarkan langsung," ujar Anwar.
Nahasnya, setelah uang dia serahkan, tiba-tiba kabar buruk datang. Dia mendapat penjelasan bahwa dia tidak bisa mendapatkan jatah tempat duduk (seat) di dalam pesawat. Kabar itu kontan merontokkan hatinya.
Dengan berat hati, dia pun menerima pengembalian uang dari panitia. Hasil pinjaman itu pun diberikan kembali kepada temannya yang meminjamkan. Dia kecewa karena meski memegang uang, tak bisa digunakan untuk membeli tiket ke Tanah Suci.
Hari itu juga, Anwar pun mengadu kepada Allah SWT. Dengan mengenakan pakaian yang paling bagus di dalam lemarinya, dia mendatangi masjid di dekat rumahnya saat Azan Maghrib memanggil.
"Usai Shalat Maghrib hingga jelang Isya, saya tidak henti menangis kepada Allah. Saya protes kepada Allah. Saya meminta kepada Allah agar bisa berangkat ke Makkah," ujar dia mengenang.
Setiap hari, seusai shalat lima waktu, dia berdoa agar Allah memanggilnya. Semakin hari, semakin dalam doanya kepada Allah. Doanya masih satu. Berangkat ke Tanah Suci. Lambat-laun, protes yang dilontarkannya kepada Sang Pencipta menjadi kepasrahan. Dia pun memohon untuk diberi jawaban terbaik.