REPUBLIKA.CO.ID, Sepuluh hari Anwar berdoa, panggilan itu pun datang lewat Ketua PP Muhammadiyah Prof Din Syamdsudin.
Anwar yang datang lebih awal dari Din langsung menunggu sang ketua di dalam ruangannya. Saat Din datang, Din mengatakan adanya undangan haji dari Raja Arab Saudi untuk PP Muhammadiyah.
Awalnya, Din telah menawarkan kepada beberapa Pengurus Wilayah Muhammadiyah. Tapi, karena masih harus menyediakan sejumlah uang untuk membeli tiket perjalanan ke Makkah, belum ada pengurus wilayah yang menyatakan kesiapannya.
Peluang itu tak disia-siakan Anwar. Dia lantas mengajukan diri untuk berangkat haji. Di hadapan Din, dia mengatakan siap untuk menghadiri undangan Raja tersebut. Namun, Din tampak ragu bahwa Anwar mempunyai uang untuk membayar tiket.
"Saya langsung bilang sama Pak Din bahwa saya punya uang. Dan, saya katakan ke Pak Din kalau Pak Din tidak percaya dalam dua jam saya akan bawa uang saya," kata Anwar sambil tertawa mengingat kejadian itu.
Padahal, Anwar tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli tiket pesawat ke Makkah. Satu-satunya yang tersisa hanyalah sebuah keyakinan bahwa Allah SWT akan membantunya.
Saat itu, sang doktor syariah harus berpacu dengan waktu mengumpulkan uang dalam jumlah yang tidak sedikit. "Saya langsung ingat teman saya yang nggak jadi saya pinjam uangnya waktu itu. Saya hubungi lagi dia. Dan, Alhamdulillah, dia mau minjemin saya uang," kata dia.
Tanpa menunggu waktu, uang tersebut dia serahkan kepada panitia. Selang beberapa hari kemudian, tiket pesawat terbang rute Bandara Internasional Soekarno Hatta menuju Jeddah telah berada di tangannya.
Di hadapan Ka'bah, kata Anwar, dia tak henti menangis berterima kasih atas panggilan Allah SWT kepada dirinya. Dia mengaku, semakin meyakini bahwa Allah SWT selalu mendengar doa hamba-hambanya. "Allah SWT tidak pernah tidur. Dan, Allah selalu mendengar doa hambanya yang berdoa dengan sungguh-sungguh," ungkapnya.