Oleh: Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pelaksanaan puncak haji atau Wukuf di Arafah pada 3 Oktober 2014 tinggal satu hari (H-1) lagi. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia untuk Arab Saudi menyatakan seluruh kesiapannya melayani 155.200 jamaah haji Indonesia yang akan menjalani Wukuf pada Jumat (3/10) besok.
Sebelum jamaah haji Indonesia tiba di Arafah, ratusan petugas PPIH Daker Jeddah yang menjadi satuan tugas (Satgas) Arafah sudah berangkat menuju Arafah pada Kamis (2/10) pagi waktu arab saudi (WAS).
"Alhamdulillah, kami petugas Satgas Arafah secara konsep sudah siap untuk melayani tamu-tamu Allah di Arafah. Kami terus berusaha supaya layanan ini sesuai rencana Pemerintah Kerajaan Arab Saudi dalam pelaksanaan haji tahun ini," kata Kepala Satgas Arafah yang juga Kepala PPIH Daker Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus, kepada Media Center Haji (MCH), di Makkah, Kamis (2/10) pagi.
Menurutnya, kekuatan sumber daya manusia (SDM) Satgas Arafah sekitar 132 orang didukung sejumlah petugas gabungan dari PPIH Indonesia di Arab Saudi, petugas dari Daker Makkah, petugas Daker Madinah serta sejumlah tenaga musiman (temus) untuk melayani ratusan ribu jamaah haji Indonesia.
Dalam Satgas Arafah ini terdapat 10 koordinator maktab. Ke-10 koordinator maktab ini mengoordinatori semua kegiatan di tiap-tiap maktab yang berjumlah 52 tenda maktab. Di bawah koordinator maktab terdapat lima koordinator katering.
Di bawah lima orang koordinator terdapat 17 koordinator pembantu pelayanan maktab yang bertanggung jawab mengontrol kondisi maktab selama pelaksanaan Wukuf hingga selesainya jamaah haji dikawal menuju wilayah Muzdalifah.
"Penanganannya dilakukan secara berlapis," jelas Ahmad Abdullah yang sudah 10 tahun menjadi petugas PPIH.
Selanjutnya, kata dia, di masing-masing maktab terdapat satu orang pengawas transportasi, dan dua pengawas katering. Pengawas katering ini bertanggung jawab mengawasi proses memilih bahan baku makanan, memasak di dapur maktab yang menggunakan bahan bakar berupa kayu bakar hingga pendistribusian makanan katering berupa kotak makanan kepada jamaah haji yang terdapat di tiap-tiap maktab. Tiap satu tenda maktab terdapat sekitar 2.950 orang hingga 3.000 orang.
"Bila terjadi sesuatu pada katering, maka pengawas katering akan standby dan segera mencari solusinya," katanya.
Kemudian bila terjadi masalah pada penempatan tenda yang tidak representatif, air tidak keluar, toilet kotor, maka pengawas tenda maktab akan melapor ke salah satu dari 17 koordinator pembantu pelayanan maktab tadi. Bila koordinator maktab ini tidak bisa menangani masalah, maka laporan dilanjutkan ke salah satu dari 10 koordinator maktab yang berasal dari Satuan Polri dan TNI.
"Ketika ada masalah, bobotnya apa, bagaimana penanganannya, petugas diberi kewenangan masing-masing dan saling membantu. Semua kontak petugas sudah diberikan dan akan diterima masing-masing ketua kloter (kelompok penerbangan)," jelas Ahmad Abdullah.