Oleh: Neni Ridarineni, Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH -- Puluhan ribu jamaah haji Indonesia sudah tiba di Padang Arafah, Kamis (2/10) sore waktu arab saudi (WAS). Menurut Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI, Abdul Djamil, kedatangan puluhan jamaah haji tersebut sesuai rencana yang disusun Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi. Yakni tiba lebih awal dari jadwal kedatangan jamaah haji dari negara lain.
"Ini sesuai rencana, sehingga (kedatangan jamaah haji) berjalan lancar," ujar Dirjen Abdul Djamil di Tenda Misi Haji Indonesia, Arafah, Kamis (2/10) sore WAS.
Menurut laporan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga Pukul 16.00 waktu arab saudi (WAS), jumlah jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Padang Arafah mencapai 68.975 atau 44,02 persen dari jumlah keseluruhan jamaah yang mencapai 156.708. Sebanyak 68.975 tersebut berasal dari 175 kelompok penerbangan (kloter). Jumlah total penerbangan sebanyak 371 kloter. Ke-156.708 jamaah haji tersebut akan ditempatkan di 52 tenda maktab.
Wakil Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Arsyad Hidayat menambahkan, rencananya, jadwal terakhir jamaah haji Indonesia akan terus diberangkatkan dari pemondokan di Makkah ke Arafah adalah pukul 24.00 WAS. Keberangkatan dilakukana bertahap karena berkaitan dengan angkutan bus dan kesigapan petugas memonitor keberadaan jamaah haji di masing-masing pemondokan.
Tim pemberangkatan jamaah dari pemondokan menuju Arafah menjadi domain dari petugas PPIH Daker Makkah. Dirjen Abdul Djamil melanjutkan, untuk memantau tuntasnya keberadaan jamaah di masing-masing pemondokan di Makkah, pihaknya mengintruksikan kepada petugas haji Daker Makkah --yang bertanggung jawab memberangkatkan jamaah ke Arafah-- untuk melakukan sweeping jamaah.
"Apakah masih ada di toilet, di Masjidil Haram atau dimana, pastikan tak ada lagi jamaah yang tertinggal di pemondokan atau sekitarnya," kata Dirjen.
Kedua, untuk kenyamanan jamaah haji selama di tenda Maktab masing-masing, Dirjen mengintruksikan agar jamaah dipastikan keterjaminan kateringnya. Ke-18 perusahaan katering dianjurkan menjaga komitmennya memasak makanan yang higienis dan bergizi. "Jangan lagi ada perusahaan katering yang memberikan makanan setengah basi atau basi kepada jamaah. Bila macam-macam, kami akan memberikan tindakan tegas seperti sikap kami kepada perusahaan katering di Madinah," tegas Dirjen PHU.
Kemudian, untuk mempermudah jamaah haji agar tidak tersesat selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina), pihaknya meminta petugas untuk memperbanyak lembara peta yang berisi peta Armina, nomor maktab dan kloter. Sehingga, kata dia, bagi jamaah yang terbiasa menggunakan peta dan mengalami kebingungan mencari lokasi maktab, maka tinggal membaca peta.
"Pengalaman saya menjadi petugas haji, peta ini sangat membantu. Untuk peta ini, lebih lengkap, karena dibekali nomor kloter, nomor maktab. Bila perlu, diperbanyak agar tiap-tiap jamaah memiliki peta ini," jelasnya.
Peta Armina juga sangat dibutuhkan bila jamaah berada di Muzdalifah dan Mina. Karena selama di dua tempat tersebut, mobilisasi jamaah sangat banyak dibandingkan mobilisasi jamaah selama di Arafah. Sebab, ujar Dirjen PHU, saat di Arafah, jamaah lebih banyak berdiam diri di dalam tenda. Sebaliknya, ketika di Muzdalifah dan Mina, jamaah bergerak terus, dari tenda ke Jamarat atau tempat melempar jumrah, dan kembali ke tenda, atau dari tenda ke lokasi ziarah, seperti Jabal Rahmah.
Disamping itu, jalur di Mina memiliki banyak cabang. Sehingga, bisa membuat jamaah kebingungan kalau melalui jalan bercabang. "Kalau salah memilih jalur yang bercabang, jamaah bisa tersesat, ini kan kasihan. Makanya dibutuhkan peta dan setiap jamaah, minimal kepala regunya, mengetahui pemanfaatan peta tersebut," papar Dirjen PHU.
Selain peta, lanjut dia, petugas Satgas Mina akan ditugaskan berada di lokasi-lokasi atau titik jalur bercabang. Supaya bisa mengarahkan jamaah ke lokasi yang dituju, baik tenda atau jamarat dan tidak tersesat.