Jumat 03 Oct 2014 17:00 WIB

Jadikan 'Sami'na wa atho'na' Budaya Umat Islam Indonesia

Ratusan ribu umat Islam di seluruh dunia menjalani thawaf ba'da Shalat Isya di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (29/9) malam waktu Arab Saudi (WAS).
Foto: Republika/Zaky Al Hamzah/ca
Ratusan ribu umat Islam di seluruh dunia menjalani thawaf ba'da Shalat Isya di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Senin (29/9) malam waktu Arab Saudi (WAS).

Oleh: Neni Ridarineni, Makkah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH -- Orientasi beragama sami'na wa atho'na(Aku mendengar perintah-Mu) perlu menjadi budaya umat Islam Indonesia. Hal itu dikemukakan Wakil Amirul Hajj 2014 Prof Din Syamsuddin dalam khutbah wukuf yang dimulai sekitar pukul 13.00 waktu Arab Saudi (sekitar pukul 17.00 WIB) dengan judul : Meraih Kemabruran Menuju Kehidupan Berkemajuan", di Arafah, Jum'at (3/10).

Sebelum dilakukan khutbah wukuf, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Abdullah Muhammad Fachir dan Amirul Hajj 2014 sekaligus Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memberikan sambutan. Dalam khutbahnya, Prof Din mengatakan jika sami'na wa tho'na menjadi budaya beragama, maka umat islam di indonesia akan menjadi umat yang berbondong-bondong memenuhi masjid dan musholla pada setiap panngilan adzan. Sehingga masjid dan mushola akan makmur dan bersyiar.

Indonesia tidak hanya menjadi negeri ribuan masjid,  melainkan juga negeri jutaan jamaah. Dengan demikian masjid-masjid di Indonesia akan berfungsisebagai pusat peribadatan dan pusat kegiatan muamalat umat. Dengan demikian, kata Ketua Umum MUI ini, banyak permasalahan umat Islam dalam berbagai bidang kebudayaan seperti sosial, pendidikan, ekonomi dan politik akan dapat dibicarakan dan selanjutnya diatasi.

Jika sami'na wa atha'na menjadi budaya, maka umat Islam akan menjadi umat yang berlomba-lomba mengeluarkan zakat, infak, dan sedekah. Sehingga trilliunan ruouah akan dapat terkumpulkan. Sebagai hasilnya, jutaan fakir misin dan kaum dhuafa dapat tersantuni dan terbedayakan, ribuan sekolah, madrasah dan universitas akan dapat  terbangunkan.

Maka, dia menambahkan, fenomena  kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan akan hilang dari kehidupan umat Islam di Indonesia, negeri dari penduduk muslim terbesar di dunia.

Di bagian lain Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mengatakan adalah suatu takdir yang baik bahwa wukuf yang dilakukan saat ini berlangsung hari Jumat yang dikenal dengan sayyidul ayyam atau semulia-mulianya hari. Dan ini mengulang wauku yang dialami Rasulullah SAW bersama sekitar 114 ribu umat Islam pada saat berhaji sekali-kalinya seumur hidup yang disebut "al-hajjul akbar atau haji besar yaitu ibadah haji itu sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement