REPUBLIKA.CO.ID, ARAFAH – Sejumlah jamaah haji terkena "heat stroke" dan bahkan empat meninggal karena kepanasan dan kurang minum. Akibatnya, pos kesehatan di Arafah kebanjiran anggota haji Indonesia yang sakit pada akhir wukuf.
"Cuaca panas 43 derajat celcius. Lima jam setelah wukuf ada 67 anggota haji Indonesia yang masuk ke pos kesehatan. Semua kekurangan cairan," kata Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia, Abidinsyah Siregar, di Arafah, Arab Saudi, Jumat (3/10) malam waktu setempat.
Saat menyampaikan evaluasi sementara pelaksanaan wukuf dengan didampingi Ketua KPHI, Slamet Effendy Yusuf, Abidin mengatakan "heat stroke" terjadi akibat kekurangan cairan. Cara mengatasinya adalah dengan menambah cairan atau minum.
Ia mengatakan "heat stroke" itu dapat memicu atau memperburuk kondisi jamaah haji yang mempunyai risiko tinggi. "Yang tumbang yang risiko tinggi yang mempunyai simpanan penyakit dan di atas 50," kata Abidin yang seorang dokter. "Yang sehat saja bisa terpengaruh, apalagi yang berisiko tinggi," kata Abidin lagi.
Sehubungan dengan itu, Slamet Effendy Yusuf meminta adanya operasi khusus pembagian air kepada jamaah menjelang keberangkatan ke Muzdalifah atau minimal saat berada di Mina.
Setelah wukuf di Arafah, jamaah haji bergerak ke Muzdalifah dan esok pagi atau dini hari ke Mina. "Kami mengharapkan operasi khusus pembagian air. Minimal dua botol," kata Slamet.
Ia meminta agar pemerintah tidak mudah percaya kepada swasta Arab Saudi yang menangani penyelenggaraan haji bagi jamaah Indonesia, dalam masalah pembagian air. "Kami harapkan pemerintah bersikap waspada. Kami akan ikut pengawasan operasi air," katanya.
Saat ini, tim kesehatan terus bekerja menangani para jamaah tersebut, bahkan sampai esok hari agar jamaah cukup kuat untuk tindakan selanjutnya.
Dalam kondisi itu, Abidin juga ikut membantu penanganan para pasien dan tidak ikut berhaji seperti 57 dokter yang juga tidak berhaji karena sejak awal sudah berkomitmen. Slamet Effendy meminta pemerintah mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi, terutama di Muzdalifah dan Mina.