Ahad 05 Oct 2014 04:14 WIB

Dirjen PHU Bantah Persediaan Air di Arafah Kurang

Rep: zaky al hamzah/ Red: Taufik Rachman
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU) Abdul Jamil
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU) Abdul Jamil

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI membantah kebutuhan air minum untuk jamaah haji Indonesia selama di Arafah berkurang. Justru sebaliknya, menurut dia, kebutuhan air minum untuk jamaah di tiap-tiap maktab sudah mencukupi. 

Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi bahkan segera menambah pasokan air minum setiap mendapat laporan kekurangan air minum di satu-dua maktab. "Kaitannya dengan soal air minum ketika terjadi informasi di maktab tertentu karena kekurangan air, kita langsung tambahkan air, yang kedua dengan menekan Muassasah Asia Tenggara untuk segera menutupi kebutuhan air minum," Dirjen PHU Kemenag Abdul Djamil di Mina, Sabtu (4/10) petang waktu arab saudi (WAS).

Sebelumnya, sebanyak empat jamaah haji meninggal dunia dan lebih dari 75 orang lainnya mendapat perawatan intensif akibat dehidrasi pasca pelaksanaan ibadah Wukuf di Arafah, Jumat (3/10). 

Saat Wukuf suhu di Arafah berada di kisaran 43-45 derajat celcius. Namun, Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) menerima laporan bila kebutuhan air minum kurang mencukupi, sehingga membuat sejumlah jamaah mengalami sakit dan dirawat di Posko Kesehatan Satgas Arafah.

KPHI menyesalkan peristiwa itu dan meminta PPHI Indonesia di Arab Saudi untuk membuat gerakan penyediaan air minum dalam jumlah banyak selama jamaah haji berada di Mina. Tindakan preventif ini untuk menghindari berulangnya kasus kekurangan air minum di Arafah. Karena tren jamaah haji meninggal dunia meningkat saat di Mina.

 "KPHI mengharapkan ada operasi air yang darurat itu pembagian air untuk jamaah. Jadi minimal dua botol lah untuk jamaah yang berangkat ke Muzdalifah (dan Mina)," kata Ketua KPHI Slamet Effendi Yusuf.

Menurut Dirjen PHU, penyebab banyaknya jamaah haji yang sakit selama di Arafah karena kondisi cuaca yang ekstrim. Apalagi banyak jamaah masuk kategori risiko tinggi (risti) yang dirawat di posko kesehatan. "Ada (faktor) yang karena lingkungan ekstrim. Saya juga mendapatkan informasi jamaah usia lanjut yang masuk kategori risti ini bertambah," paparnya.

 "Itu mereka-mereka yang masuk ke situ, termasuk yang wafat di Arafah itu diagnosisnya ada yang DM, Feringitis, dan lainnya," sambungnya.

Disisi lain, Dirjen PHU justru mengapresiasi Tim Kesehatan PPIH yang sudah bekerja keras menjaga kesehatan dan menangani jamaah haji Indonesia dengan tindakan cepat dan responsif. Petugas kesehatan telah bekerja keras menjaga kesehatan jamaah selama puncak haji di Arafah.

Agar kejadian kasus per kasus kekurangan air minum di Arafah tidak terjadi di Mina, maka, kata Dirjen PHU, pihaknya mengantisipasinya dengan memberikan tambahan air minum kepada setiap jamaah haji. Meski, di sisi lain, di sekitar lokasi pemondokan jamaah haji di Mina ini banyak tersedia air minum di tempat-tempat umum sekitar tenda pemondokan. "Di tempat ini banyak toko-toko yang menjual air minum kemasan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement