Senin 06 Oct 2014 13:10 WIB

Thaif

Kawasan Thaif, Arab Saudi.
Foto: Sauditourism.sa/ca
Kawasan Thaif, Arab Saudi.

Oleh: A Syalaby Ichsan

Thaif saat ini menjadi salah satu daerah pertanian terpenting di Arab Saudi. Lokasinya terletak sekitar 100 km arah tenggara Kota Makkah.

Meski berjarak tak terlalu jauh, daerah itu memiliki iklim yang jauh berbeda dengan Makkah. Hal ini karena thaif merupakan daerah dataran tinggi dengan ketinggian sampai 1.500 meter dari permukaan laut.

Kota yang terletak di lembah Pegunungan Asir ini juga memiliki julukan Qoryatul Muluk atau desa para raja. Disebut demikian karena di kota sejuk ini bertebaran istana peristirahatan musim panas para raja dan para konglomerat Arab Saudi.

Thaif terkenal karena hasil buminya. Selain sebagai pemasok sayur-sayuran dan buah-buahan, seperti delima/rumman, daerah ini juga menjadi pemasok bunga. Bahan baku parfum khas Saudi semacam ambar, misik, dan jasmin, banyak dihasilkan dari kawasan ini.

Belakangan, Pemerintah Arab Saudi menggencarkan daerah ini sebagai daerah wisata dan sedang mempersiapkan diri menjadi tempat pendaratan jamaah haji, selain Jeddah dan Madinah.

Untuk itu, berbagai prasarana dan sarana publik saat ini sedang banyak dibangun. Selain itu, sekitar 20 km dari Thaif akan terlihat daerah As-Safa dengan pemandangan bukit yang menghijau. Vila-vila milik para amir dan para konglomerat juga banyak dibangun di daerah As-Safa ini.

Namun, untuk memasuki kawasan itu, saat ini diperlukan izin khusus dan pemeriksaan yang cukup ketat. Hal ini mungkin karena di tempat ini terdapat sekolah militer dan gudang senjata Pemerintahan Arab Saudi.

Dalam sejarah Islam, kawasan Thaif ini banyak meninggalkan kenangan pahit bagi Rasulullah SAW. Kisah pilu dihadapi Nabi SAW pada masa awal beliau melakukan dakwah Islam. Tiga tahun sebelum hijrah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan ke Thaif untuk mengajak Kabilah Tsaqif, penguasa Thaif, untuk meminta pertolongan dan perlindungan.

Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah wafatnya Siti Khadijah pada 619 Masehi dan wafatnya Abu Thalib, pelindung utama yang juga paman Rasulullah SAW pada 620 Masehi. Meninggalnya Abu Thalib dan Siti Khadijah yang disegani kaum musyrikin Quraisy membuat mereka semakin berani mengganggu Rasulullah SAW.

Karena itu, jika warga Kota Thaif mau menerima Rasulullah, kota ini mungkin akan menjadi tempat berlindung kaum Muslimin dari kekejaman kaum musyrikin Makkah. Bukan di Madinah. Di kota ini, kaum Tsaqif melempari Rasulullah SAW sehingga kakinya terluka.

Tindakan brutal penduduk Thaif ini membuat Zaid bin Haritsah membela dan melindunginya. Tapi, kepalanya juga terluka akibat terkena lemparan batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement