Senin 06 Oct 2014 13:12 WIB

Pelajaran Berharga dari Jamaah Uzur (1)

Jamaah haji lansia (ilustrasi).
Foto: Antara Photo/ca
Jamaah haji lansia (ilustrasi).

Oleh: Neni Ridarineni     

Ada seorang jamaah perempuan berusia lanjut, sebut saja nenek Aminah (80 tahun). Dia dirawat di Intensive Care Unit (ICU) Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah, Arab Saudi. Karena penyakitnya, oksigen dan beberapa peralatan untuk memonitor kesehatan terpasang di tubuhnya.

Meskipun demikian, nenek tersebut selalu menunaikan shalat wajib tepat waktu. "Padahal, kondisinya sangat parah. Tetapi, nenek itu tetap menunaikan kewajibannya tanpa disuruh dan selalu berzikir, pasrah, dan sabar,’’ kata Siti Munawaroh, mahasiswi Mesir dari Indonesia yang merupakan tenaga musiman (temus) yang bertugas sebagai Pembimbing Ibadah Jamaah Uzur (Piju).

Dia mengaku, mendapat banyak pelajaran yang berharga dari para pasien yang ditemuinya. Setiap mau shalat lima waktu, Neneng, panggilan akrab Siti Munawaroh, selalu membantu nenek Aminah untuk bertayamum karena kondisi penyakitnya menyebabkan dia tak bisa bertayamum sendiri.  

"Mungkin, karena kepasrahannya yang membuat nenek tersebut cepat pulih kesehatannya. Dia di ICU hanya dua hari dan dua hari di ruang rawat inap,” ungkapnya.

Berbeda lagi dengan seorang pasien yang juga dirawat di ruang rawat inap BPHI Makkah. Sebetulnya, dia menilai penyakitnya tidak parah, tetapi karena tidak punya semangat untuk hidup dan dituntun untuk shalat juga sulit, penyakitnya semakin memburuk, ungkap Neneng. Dia mendapat tugas di ICU dan ruang rawat inap perempuan di BPHI Makkah.   

Neneng baru tahu kalau dia ditunjuk menjadi petugas Piju setelah sampai di kantor Daker Makkah. Dia mendapat beasiswa untuk studi S-2 di Mesir. Dia bersama tiga mahasiswa lainnya ditunjuk menjadi petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2014 ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement