Senin 06 Oct 2014 18:43 WIB

Rumitnya Mabit di Luar Tenda di Mina

Jamaah haji mabit di Mina, Arab Saudi.
Foto: Republika/Heri Ruslan/ca
Jamaah haji mabit di Mina, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Neni Ridarineni

MINA - Ahad malam (5/10) ratusan ribu jamah haji dari berbagai penjuru dunia hanya berbekal selembar alas tikar/kain dan beratap langit, memadati sepanjang jalan bahkan di tengah jalan Mina, karena terlalu banyaknya orang yang mabit (bermalam).  Mereka mabit sebelum melempar jumrah kedua.

Karena hampir semua jalan dipadati para jamaah haji yang mabit,  askar (aparat keamanan) dengan mobilnya berlalu lalang menertibkan jamaah yang menghalangi jalan. Sehingga mereka yang terlihat nyenyak tertidur pun terpaksa terbangun supaya tidak tertabarak mobil polisi.

Mereka yang tidur di luar tenda, dengan beratapkan langit berasal dari berbagai negara yang melakukan haji mandiri, maupun jamaah haji reguler dari Indonesia yang sebenarnya sudah disediakan tenda di Mina, tetapi tinggalnya jauh dari Jamarat.

Bahkan banyak ditemui mukimin (orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Arab Saudi ) yang membawa keluarga dan tetangganya yang belum lama tinggal di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.

Munawarah, warga Sampang Madura yang sudah tinggal di Saudi selama enam tahun sebagai pembantu rumah tangga mengatakan bermalam di Mina.

''Ini tetangga saya, beberapa hari ini tinggal di kos-kosan saya dan beberapa mukimin dari Madura, Karena mau ikut menunaikan ibadah haji,'' ujarnya pada Republika, Ahad malam (5/10).

Para jamaah haji mandiri yang mabit memenuhi jalan di Mina sangat berbeda dengan para jamaah haji reguler seperti dari Indonesia maupun jamaah haji lainnya dari negara lain yang dikoordinir muasassah dan maktab.

Jamaah haji yang dikoordinir muasassah dan maktab mempunyai tenda khusus. Walaupun kamar mandinya terbatas, tak perlu menahan buang air kencing.

Kamar mandi sekaligus tempat wudlu di Mina untuk umum hanya disiapkan satu tempat. Di WC khusus perempuan jumlah kamar mandinya sekitar 50 buah. Sementara jumlah jamaah haji perempuan di Mina yang tidak memilki tenda ratusan orang jumlahnya.

Belum lagi ada waktu-waktu tertentu, kamar mandi tersebut ditutup sekitar setengah jam lebih. Sementara di luar kamar mandi umum tersebut sudah antre puluhan jamaah haji perempuan.

Penutupan kamar mandi tersebut di samping sudah disesaki orang, juga dilakukan pembersihan WC yang di mana-mana penuh dengan tissue dan pembalut perempuan. Padahal sudah disiapkan tong sampah.

''Kenapa ya, Islam yang mengajarkan kebersihan, tetapi umat Islamnya banyak yang tidak menjaga kebersihan,'' ungkap salah seorang teman MCH Jeddah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement