REPUBLIKA.CO.ID,MINA--Jamaah haji diinapkan di hotel transito untuk memulihkan kondisi tubuh setelah perjalanan enam jam dari Madinah ke Kota Jeddah.
“Selama menetap di hotel transito, jamaah haji diizinkan melakukan wisata ziarah seperti di Makam Siti Hawa, Masjid Qishas, Masjid Terapung di pesisir Laut Merah, Sepeda Nabi Adam, dan replika Perahu Nabi Nuh,” terang Wakil Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Arsyad Hidayat, Senin (6/10).
Ada enam hotel yang dikontrak sebagai hotel transito. Keenam hotel transito adalah Safwa Hotel, Nabaris, Al Sultan 3, Rose Garden, Mutiara, dan Diwan Al Aseel. Hotel ini disewa untuk menampung jamaah haji yang akan pulang ke Tanah Air (Indonesia).
Hotel transito ini disewa sejak 3 Oktober 2014 hingga awal November 2014 nanti. Rata-rata jarak keenam hotel ini dengan bandara sekitar 15-30 menit.
Mengenai keberangkatan jamaah haji gelombang pertama, Arsyad memaparkan adanya perbedaan kebijakan dari Kementerian Haji Arab Saudi dengan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Menurut anjuran Kementerian Haji Arab Saudi, jamaah haji Indonesia yang pulang dari Makkah diharuskan sudah berada di Bandara Jeddah minimal 16 jam sebelum take off.
"Kita sedang komunikasikan dengan Kementerian Haji disini, apalagi kalau menunggu terlalu lama di bandara, PPIH harus menyediakan katering," papar mantan Kadaker Makkah ini.
Sedangkan, dari hasil evaluasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, ujar dia, batas waktu ideal jamaah haji berada di Bandara Jeddah adalah sekitar 9-10 jam.
"Kalau terlama di bandara, kasihan jamaah. Mereka bisa ketiduran di bandara, dan hanya beralaskan karpet. Bayangkan, satu kloter bisa mencapai 350-450 jamaah," paparnya.