Oleh: Zaky Al Hamzah, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi memastikan pelaksanaan ibadah Haji di Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina) berjalan lancar. Seluruh jamaah haji Indonesia berjumlah 168.800 orang menyelesaikan rangkaian ibadah haji. Rinciannya sebanyak 155.200 orang jamaah haji reguler dan 13.600 orang jamaah haji khusus.
Untuk memastikan kelancara pada pelayanan jamaah haji gelombang kedua, PPIH mencatat sejumlah evaluasi, khususnya bidang transportasi. Agar jamaah haji gelombang kedua tidak mengalami kejadian serupa yang dialami jamaah haji gelombang pertama.
Kepala Bidang Pelayanan Pemulangan (Yanpul) dan Transportasi PPIH Indonesia di Arab Saudi, Subhan Cholid, mengatakan ada tiga evaluasi di bidang transportasi ini dalam dua fase. Fase pertama adalah sebelum masa masa Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina) yaitu 30 September hingga 7 Oktober 2014 (6-13 Dzulhijjah 1435 H) dan fase setelah masa Armina
Pertama, pengangkutan bus jalur Kota Makkah ke Madinah, Makkah ke Jeddah dan Madinah ke Jeddah. Pada fase kedua pemberangkatan jamaah haji gelombang kedua ini, bus-bus yang akan mengangkut jamaah haji tersebut sudah di-upgrade atau mengalami peningkatan mutu.
"Untuk bus di fase kedua ini tidak masalah, karena mutu bus lebih bagus," katanya kepada ROL, di Kantor Misi Haji Indonesia, Makkah, Selasa (7/10) malam WAS
Catatan kedua, jelas dia, pengoperasian kembali bus shalawat. Menurut dia, ada waktu-waktu tertentu, dimana bus shalawat sepi penumpang dari jamaah haji Indonesia.
Evaluasi ketiga yakni kedisiplinan supir bus baik bus shalawat maupun bus yang mengantarkan jamaah haji dari dan ke Makkah ke Madinah, Jeddah dan sebaliknya.
"Ini kendala eksternal diluar kemampuan kami," papar dia. Ketidaksiplinan supir bus ini tidak terkait asal negara si supir. Namun, ketidakdisiplinan itu seperti saat pergantian shift supir, pengisian bahan bakar, serta ketepatan kedatangan.