Kamis 09 Oct 2014 22:50 WIB

Ini Usulan Indonesia Soal Pelayanan Haji

Menteri Agama Lukman Saefudin
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Agama Lukman Saefudin

Oleh: Neni Ridarineni, Jeddah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID,  JEDDAH -- Menteri Agama Indonesia selaku Amirul Hajj Lukman Hakim Saifuddin bertemu dengan Menteri Haji Kerajaan Arab Saudi Dr.Bandar bin Muhammad Hajjar, di Jeddah, Rabu sore (8/10).

Bandar mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama atas kerjasama dan koordinasi yang terjalin antar kedua negara sehingga pelaksanaan ibadah haji tahun ini  dapat berjalan dengan baik. Dia  mengakui pengelolaan jemaah haji yang besar seperti Indonesia bukanlah perkara mudah dan masalah akan selalu ada.

Demikian sebaliknya Lukman sebagai pimpinan misi haji Indonesia Lukman Hakim mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan kepada Menteri Haji atas segala perhatian, bantuan dan pelayanan yang sangat baik yang  diberikan kepada jemaah haji Indonesia tahun 1435 H.

Pada kesempatan ini Menteri Agama juga menyampaikan apresiasinya atas usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah  kerajaan Saudi Arabia di bawah pimpinan Raja Abdullah bin Abdul Aziz sebagai Khadimul Haramaian al-Syarifaian yang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji  dari berbagai Negara seperti proyek perluasan proyek perluasan masjid al-haram, perbaikan jamarat dan banyak lagi proyek-proyek lainnya

Dalam rangka peningkatan layanan kepada jemaah haji khususnyan dari negara besar seperti Indonesia  Menteri Agama mengusulkan  antara lain: penambahan kuota untuk jemaah haji Indonesia mengingat lamanya masa tunggu mencapai 20 tahun.

Menteri Lukman juga menyampaikan alternatif solusi penambahan kuota haji Indonesia dengan mengalihkan kuota yang tidak terpakai  dari negara negara lain. Meski belum memperoleh jawaban pasti akan tetapi Menteri Haji sangat memperhatikan aspirasi yang disampaikan.

Dalam pertemuan tersebut Menteri Agama juga mengusulan kepada pemerintah Arab Saudi agar ada penambahan fasilitas di Arafah Mina seperti toilet, hambal dan AC . Disamping itu Lukman juga mengusulkan penempatan jamaah Indonesia di wilayah dekat Jamarat (tempat melempar  jumrah). Karena fisik jamaah Indonesia lebih lemah dibanding dengan jamaah haji negara-negara lain.

''Jika hal itu tidak dapat dilakukan, atas nama kesetaraan bagi seluruh bangsa  semestinya penempatan perkemahan jamaah haji dilakukan dengan system qur’an (diundi),''kata Lukman. Berkaitan dengan usulan Menteri Agama tersebut, Menteri Haji Arab Saudi   meminta agar masyarakat Indonesia dapat memahami kondisi faktual di Mina yang dibatasi oleh ketentuan Rasulullah yang tidak dapat diperluas.

Pemerintah Arab  Saudi berinisiatif membangun gedung-gedung bertingkat di atas bukit-bukit Mina, akan tetapi hal  ini tidak mudah diterima dari sisi syariah. Demikian juga halnya, jamaah haji tidak dapat menerima  penempatan mereka di tempat ini.

Sehubungan dengan hal itu, dia mengharap kementerian agama RI dapat menyosialisasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi pemerintah Arab Saudi yang tidak mudah. Semua  proyek perluasan dan fasilitas yang diberikan demi memberi kenyamanan dan memprioritaskan keselamatan kepada seluruh jamaah haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement