Sabtu 11 Oct 2014 16:03 WIB

Kisah Gua Tsur (4-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Seorang peziarah keluar dari mulut Gua Tsur saat melakukan ziarah di gua yang pernah dijadikan tempat persembunyian Rasulullah SAW dan sahabatnya (Abu Bakar ash-Shiddiq) tersebut.
Foto: Antara/Zarqoni Maksum/Ca
Seorang peziarah keluar dari mulut Gua Tsur saat melakukan ziarah di gua yang pernah dijadikan tempat persembunyian Rasulullah SAW dan sahabatnya (Abu Bakar ash-Shiddiq) tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, Dua ekor burung dara juga datang dan bertelur di jalan masuk ke dalam gua. Sebatang pohon tumbuh dan menjulaikan dahan-dahannya ke mulut gua.

Cuplikan peristiwa hijrah terjadi di Gua Tsur tersebut diabadikan Allah dalam Alquran surah al-Anfal ayat 30: “Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”

Sedangkan peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar selama dalam gua diabadikan dalam Alquran surah at-Taubah ayat 40: “Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang kafir (musyrikin Makkah) mengeluarkannya (dari Makkah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika berada dalam gua, di waktu dia berkata pada temannya; “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.”

“Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Pada hari ketiga, sebagai dikisahkan dalam Ensiklopedi Haji dan Umrah karya Drs Ikhwan M.Ag dan Drs Abdul Halim M.Ag, setelah Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar mengetahui bahwa situasi sudah cukup aman, orang yang sudah disewa sebelumnya dipanggil untuk datang membawa unta yang akan ditunggangi Nabi SAW dan Abu Bakar.

Asma binti Abu Bakar datang membawa makanan dan perbekalan lainnya. Karena tidak ada tempat menggantungkan makanan, maka Asma’ merobek ikat pinggangnya untuk tempat menggantungkan makanan di pundak unta.

Akhirnya, Nabi Muhammad SAW beserta Abu Bakar melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib (Madinah) dengan menempuh jalan yang tidak lazim dilalui orang dan didampingi oleh seorang penunjuk jalan, Abdullah dari Banu Du’il.

Setelah menempuh perjalanan yang disertai dengan pengalaman menegangkan dan penderitaan, sampailah Rasulullah SAW ke Yatsrib. Kalau dari Makkah Nabi Muhammad SAW diburu dan mau dibunuh, di Yatsrib (yang kemudian diubah dengan Madinah), Rasulullah disambut dengan perasaan sangat gembira dan penghormatan yang tinggi.

Peristiwa persembunyian Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar di Gua Tsur dalam perjalanan hijrah ke Yatsrib menjadikan gua tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Sehingga sangat menarik minat para peziarah untuk dapat melihatnya secara langsung dan mengambil hikmah dari napak tilas perjuangan Rasulullah SAW dan para sahabatnya tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement