REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi berjanji, pengurusan jamaah haji jelang kepulangan ke Tanah Air dioptimalkan bersama maskapai penerbangan.
“Prinsipnya kita saling mengawal, kita tetap membantu dan bekerjasama dengan penerbangan agar solusi bisa diatasi," kata Ketua PPIH Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus, Sabtu (11/10).
Konteksnya, ia menjamin penundaan penerbangan yang terjadi Jumat kemarin tak bakal terulang lagi. Ke depan, terangnya, PPIH akan mengomunikasikan lagi dengan pihak operator Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Mengingat jumlah jamaah haji Indonesia lebih banyak dibandingkan negara-negara lain. Sehingga prosedur dua kali pemeriksaan barang-barang milik jamaah haji Indonesia lebih dipersingkat.
,Dia mencontohkan penundaan penerbangan yang dialami 450 jamaah haji Kloter 2 JKG (Jakarta-Pondok Gede). Mereka sudah terlanjur meninggalkan Kota Makkah pada pukul 12.00 WAS, Jumat (10/10), karena 10 bus yang mengangkut jamaah haji ini sudah siap memberangkatkan jamaah menuju Bandara Jeddah.
Pihak maskapai penerbangan yakni Garuda Indonesia, kata dia, menyatakan angkat tangan untuk meminta bantuan PPIH mencarikan hotel transit di Kota Jeddah. Namun, pembiayaan hotel dan konsumsi jamaah haji ini menjadi tanggungan Garuda Indonesia.
"Garuda minta bantuan kita untuk minta tolong dicarikan, jadi mau hotel apapun Garuda akan bayar. Kita cari siapa (hotel) yang mampu menangani sekaligus (ratusan jemaah). Kita cek juga representatif nggak tempatnya," kata Ahmad.