Ahad 12 Oct 2014 07:05 WIB

Garuda Indonesia Ditegur (2-habis)

Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.
Foto: Antara/Ampelsa
Pesawat Garuda Boeng 767-A300 yang mengangkut jamaah haji.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Sementara Kloter 2 yang seharusnya terbang ke Tanah Air pada Jumat malam, baru diberangkatkan Pukul 15.00 WAS, Sabtu, 11 Oktober 2014.

Begitu pula dengan kloter 3 yang seharusnya berangkat Sabtu (11/10), baru akan diterbangkan ke Indonesia pada hari Ahad, 12 Oktober.

Dalam penjelasan pihak Garuda, menyebutkan bila proses bagasi mengalami persoalan karena otoritas bandara baru membukanya pada tanggal 9, saat jamaah haji akan dipulangkan.

"Garuda meminta maaf atas penundaan jadwal penerbangan tersebut," ujar Senior Mananger PT Garuda Indonesia, M Luthfi, atas keterlambatan penerbangan tersebut, di Jeddah, Jumat (10/10) pagi WAS.

Perubahan jadwal tersebut tertuang dalam surat Garuda Indonesia nomor Garuda/JKTCHS/20001/14 tertanggal 9 Oktober 2014 yang ditujukan kepada Direktur Penyelenggaraan Haji Dalam Negeri Kemenag RI.

Juga ditunjukan kepada Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenang RI, Vice President Haji, VVIP dan Charter PT Garuda Indonesia, Senior Mananger BO Jeddah PT Garuda Indonesia, Kepala Daerah Kerja Mekah, Kepala Daerah Madinah dan Kepala Daerah Jeddah Kemenag RI, dan Kepala Tata Urusan Haji Jeddah Kemenag RI.

Dalam surat yang ditandantangani Senior Mananger PT Garuda Indonesia M Luthfi itu, Garuda menjelaskan alasan penundaan penerbangan, yakni karena adanya permasalahan di baggage handling area, di mana lokasi baggage handling di area west terminal baru dibuka oleh otoritas bandara, sekitar 17.00 WAS, Kamis, 9 Oktober 2014.

Garuda Indonesia, kata Abdullah, memang sudah mengantisipasi hal ini dengan pemeriksaan x-ray lebih awal. Namun pihak otorita bandara melakukan pemeriksaan ulang untuk semua bawaan jemaah, yakni koper besar dan tas jinjing, sehingga memakan waktu lama.

"Ini sangat memperlambat, sebelumnya tidak seperti ini. Mungkin ini bagian kewaspadaan pemerintah Saudi dan kita tak bisa menawar," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement