Ahad 12 Oct 2014 07:17 WIB

Jelang Pulang, Jamaah Diimbau Jaga Kesehatan

Jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

JEDDAH -- Bidang Kesehatan Haji Indonesia (BPHI) mengimbau Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) atau Biro Perjalanan Haji dan Umrah tidak memaksakan jamaahnya menjalani ibadah umrah. Apalagi, pascapelaksanaan puncak ibadah haji atau disebut Armina (Arafah, Muzdalifah, Mina).

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes yang juga Kepala BPHI Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah, mengatakan imbauan tersebut bagi jamaah haji gelombang pertama yang bersiap pulang ke Indonesia dan ratusan ribu jamaah haji gelombang kedua yang hendak menjalani Shalat Arbain di Masjid Nabawi, Kota Madinah.

Imbauan tersebut diberikan, karena pelaksanaan Armina, jamaah haji perlu mengembalikan stamina agar tetap bugar. Apalagi, stamina jamaah haji gelombang pertama harus tetap prima saat kepulangan ke Indonesia selama sembilan jam hingga 10 jam.

Ia menyebutkan jamaah haji gelombang kedua juga membutuhkan fisik yang kuat, karena setelah jadwal Shalat Arbain, ratusan ribu jamaah haji gelombang kedua harus diberangkatkan ke Bandar Jeddah atau Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdul Aziz, Madinah.

"Energinya jangan diforsir. Pelaksanaan ibadah haji sudah selesai, yang wajib juga sudah dipenuhi. Jangan terlalu diforsir demi ibadah sunnah," ujar Fidiansjah, kepada Republika di Jeddah, Jumat (10/10) siang waktu Arab Saudi (WAS).

Sebelumnya, Fidiansjah menyatakan, selama 10 hari pasca pelaksanaan Armina merupakan masa dilema atau kritis. Disebut periode dilema, sejumlah jamaah haji gelombang pertama pasca Armina, terkadang, masih menjalankan umrah sebelum pulang ke Tanah Air.

Begitu juga dengan jamaah haji gelombang kedua, terkadang memaksakan diri menjalani Shalat Arbain (shalat 40 waktu) di Masjid Nabawi, meski kondisi fisik belum bugar pasca mengikuti rangkaian ibadah haji atau Armina.

"Terus itu masa dilema. Pembimbing haji jangan memaksakan jamaah haji untuk beribadah sunnah, tapi mengaburkan yang wajib," kata dia mengingatkan.

Sedangkan disebut masa kritis, kata dia, karena masa-masa itu, jumlah jamaah haji yang wafat terus bertambah, karena kelelahan setelah mengikuti rangkaian ibadah haji.

Namun, dia memprediksi, jumlah jamaah haji yang wafat tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. Jumlah jamaah haji yang wafat pada musim haji 2013 (1434 H) yakni 281 orang atau menurun dibanding periode 2012 yang sebanyak 425 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement