Oleh: Zaky Al Hamzah
Pukul 00.15 WAS, Ahad (12/10) saya, Sidik Sisdiyanto (Humas Kemenag) dan Umi Kalsum (wartawan Viva.co.id) masih melihat wajah kelelahan nan pias Lukmanul di sofa kamar 101 hotel tersebut. Kami bertiga kaget ketika mendengar wartawan MCH Madinah hendak kembali ke Madinah dini hari itu, meski sudah kami sarankan untuk berangkat pada Ahad pukul 07.00 pagi WAS.
Hingga akhirnya, kami mendengar kabar duka sekitar pukul 05.30 WAS, Ahad (12/10). Mobil yang membawa rombongan Tim MCH Madinah mengalami kecelakaan. Rombongan sedang dalam perjalanan pulang dari Jeddah setelah melaksanakan umrah di Makkah dan sempat beristirahat beberapa jam di Hotel Rahl Al Bahr, Jeddah.
Mulut saya kelu saat mendengar informasi bahwa Lukmanul Hakim meninggal setelah sampai di RS Bir Ali, Madinah. Sementara, para jurnalis yang berada dalam mobil nahas itu mengalami luka ringan. Saat ini, mereka dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Madinah.
Di kalangan mukimin, sosok Lukmanul dikenal supel dan pekerja keras. Shokri Sobri Rosidi, mukimin yang bertugas di bagian akomodasi, mengatakan, Lukmanul gemar menolong sesama, baik mukimin, teman-teman wartawan, maupun petugas haji. "Kasihan anak-anak dan istrinya yang ditinggalkan, semoga mereka sabar mendengar ayah dan suaminya wafat dalam tugas," kata dia.
Shokri menilai, kematian Lukmanul di Kota Madinah adalah takdir yang luar biasa, karena wafat saat tugas dan di salah satu Tanah Suci. "Hanya orang pilihan yang bisa wafat di Kota Madinah, apalagi almarhum wafat saat bertugas," jelasnya.
Taufik Tomo, sopir yang juga mukimin, mengenal kebaikan Lukmanul dalam bertugas. "Orangnya gigih, Mas. Suka menolong, dan mudah senyum," tuturnya.
Saya dan seluruh tim MCH Daker Jeddah dan Makkah ikut berbela sungkawa yang mendalam atas meninggalnya Mas Lukmanul Hakim. Semoga, Allah mengampuni dosanya dan menerima segala amal baiknya serta memberikan tempat yang paling istimewa di sisi-Nya. Kepada Tim MCH Madinah semoga tetap sabar dan semangat, kalian adalah yang terbaik!