Selasa 14 Oct 2014 19:14 WIB

PPIH Madinah Coret Satu Perusahan Katering

Katering haji
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Katering haji

Oleh: Zaky Al Hamzah, Madinah, Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah mencoret satu dari 10 perusahaan katering. Perusahaan yang dicoret adalah Victory Taste akibat menyediakan makanan basi untuk jamaah haji Indonesia pada gelombang satu. Perusahaan tersebut dipastikan tak ikut melayani puluhan ribu jamaah haji untuk gelombang dua yang mulai memasuki Kota Madinah pada Senin (13/10) petang waktu arab saudi.

"Jumlah perusahaan katering di gelombang pertama ada sepuluh perusahaan. Namun ada yang melakukan kesalahan fatal yaitu makanannya basi. Akhirnya sesuai dengan sanksi dalam kontrak, perusahaan ini harus dicoret dan tak memasok makanan lagi ke jamaah haji gelombang dua," kata Kepala PPIH Daker Madinah, Nasrullah Djasam, kepada Media Center Haji (MCH) di Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah, Selasa (14/10) siang WAS.

Sesuai kontrak, perusahaan Victory Taste ini diharuskan menyediakan porsi sebanyak 17 ribu paket per satu waktu makan. Akibat tindakan bandel (nakal) perusahaan ini, PPIH terpaksa mengalihkan porsi sebanyak belasan ribu paket tersebut ke sembilan katering lain yang masih melanjutkan kontrak.

Keputusan tersebut diambil setelah PPIH melakukan evaluasi terhadap pelayanan perusahaan katering yang melayani jamaah haji pada gelombang pertama. "Di akhir gelombang pertama kita melakukan evaluasi jadi perangkingan itu. Jadi sisa 17 ribu paket makanan yang ditangani satu perusahaan ini, kita alihkan ke perusahaan rangking satu. Kalau mereka tidak sanggup menyediakan pasokan makanan sebanyak 17 ribu paket, maka kita alihkan lagi kepada perusahaan katering yang rangking di bawahnya. Itu sesuai urutan," terang Nasrullah.

Tim Katering PPIH Daker Madinah sendiri terus melakukan sidak ke tiap-tiap perusahaan katering. Sidak dilakukan setiap saat untuk memastikan semua perusahaan katering mematuhi perjanjian yang sudah dibuat. Rekomendasi pencoretan satu perusahaan katering yang memberikan makanan basi juga disampaikan oleh Tim pengawas katering PPIH Daker Madinah.

Staf Tim pengawas katering PPIH Daker Madinah, Irfansyah, membenarkan, pencoretan tersebut berdasarkan rekomendasikan yang diberikan kepada pimpinan PPIH Daker Madinah. Dia menjelaskan, kejadian temuan makanan sayuran basi terjadi saat dirinya melakukan //meal taste// (uji makanan) pada nasi katering yang akan diberikan kepada jamaah.

 

Saat merasakan sayur buncis berkuah, dia merasa ada yang janggal. Ketika diuji makan, rasa buncis berkuah tersebut tidak enak dan terkesan basi. Irfansyah lantas mengecek lagi beberapa sampel kotak nasi untuk jamaah. Ternyata hasil sama. Basi dan terlalu banyak kuah.

Parahnya, sayur buncis tersebut sudah masuk paket makanan yang dikirimkan ke beberapa pemondokan jamaah haji. Spontan, dia memerintahkan kepada petugas katering dan petugas lain agar menarik semua paket makanan yang disediakan oleh Victory Taste.

Bahkan, ada jamaah haji yang hendak mengambil paket makanan tersebut. "Saya langsung bilang, 'jangan dimakan, pak. Ada sayur yang basi'. Bapak itu kemudian menaruh kembali kotak makanan yang sudah ditangan, dan semua paket makanan dari Victory Taste langsung kami tarik dan minta diganti oleh paket makanan lain," tutur Irfansyah kepada ROL.

Sementara itu, sebanyak 77 ribu jamaah haji gelombang dua dijadwalkan berada di Madinah selama sembilan hari untuk melaksanakan Shalat Arbain (salat wajib 40 waktu tanpa putus). Selama tinggal pemondokan di Madinah, jamaah haji mendapatkan dua kali makan dan satu kali snack berat per hari.

Snack berat diberikan pada pagi hari. Menurut Kasie MCH Daker Madinah, Dodo Murtadho, biasanya makanan snack berat diberikan bersama saat makan malam namun harus dimakan pada pagi hari. "Namun, biasanya jamaah memakan snack berat tersebut, sehingga ada yang mengeluh tidak mendapatkan sarapan pagi. Padahal, hal itu sudah menjadi jadwal katering," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement