REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terus berupaya mengantisipasi penyebaran virus Ebola pascapemulangan jamaah haji dari Arab Saudi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Dwi Heri Wibawa, mengatakan, pemkot akan mendatangi rumah masing-masing jamaah haji untuk mencegah penularan virus Ebola dan sejumlah penyakit lainnya.
"Kami akan melakukan pantauan dan pemeriksaan kesehatan jamaah haji selama dua minggu setelah pemulangan dari Tanah Suci," katanya, Kamis (16/10).
Sebanyak 337 dari 338 orang haji berasal dari Kota Pekalongan telah kembali ke daerah setempat, Ahad (12/10). Seorang anggota jamaah haji meninggal dunia di Tanah Suci, Arab Saudi. Menurut Dwi, pemantauan kesehatan terhadap jamaah haji memang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.
"Akan tetapi pada tahun ini pemantauan kesehatan terhadap jamaah haji akan dilakukan lebih intensif mengingat penyebaran virus Ebola yang mewabah di sejumlah negara Afrika Barat kian tidak terkendali," katanya.
Petugas dinas kesehatan akan mewawancari terhadap jamaah haji apakah mereka mengalami keluhan batuk, panas maupun sesak nafas saat di Tanah Suci. Petugas juga akan menanyakan hal-hal yang mengarah pada gejala awal penyakit Ebola, Middle East Respiratory Syndrome-Coronavirus (MERS-CoV), maupun meningitis.
Jika nantinya ditemukan jamaah haji yang mengalami gejala-gejala awal Ebola ataupun MERS, maka pemkot akan melaporkan pada Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Untuk wilayah Pekalongan dan sekitarnya, rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani penyakit yang dibawa dari luar adalah RSUD Kraton karena mempunyai fasilitas isolasi dan peralatan yang sudah disiapkan.