Kamis 16 Oct 2014 18:59 WIB

Makkah, Kota Puluhan Terowongan (3)

Kota suci Makkah
Foto: Republika/Heri Ruslan
Kota suci Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Selain di Kota Makkah, Pemerintah Arab Saudi juga meningkatkan kontruksi Terowongan Al-Muaisim I dan Al-Muaisim II, Mina. Ini terowongan pejalan kaki dari pemondokan (tenda maktab) di Minajadid ke lokasi lontar jumrah (Jammarat).

Semula hanya satu jalur, pada 2008 mulai dibangun dua jalur. "Saat itu, jarak terowongan belum sepanjang sekarang," kata Kasie MCH Jeddah, M Sidik Sisdiyanto, yang pernah berhaji tahun 2009. Kini, panjang Terowongan Al-Muaisim I dan Al-Muaisim II masing-masing sejauh satu km.

Pembangunan puluhan terowongan tersebut adalah upaya Pemerintah Arab Saudi menekan peluang terjadinya musibah saat puncak haji. Khususnya kejadian-kejadian di Mina, saat pergerakan jutaan manusia dari pemondokan ke Jammarat.

Berikut catatan peristiwa mengenaskan di Mina. Sebagian data peristiwa ini merupakan arsip Kabid Bimbingan Jamaah dan Pembinaan KBIH PPIH Indonesia di Arab Saudi, Ali Rochmad.

Pada 2 Juli 1990, sebanyak 1.426 jamaah wafat --kebanyakan dari Asia-- akibat terperangkap di dalam terowongan Mina. Kejadian ini tercatat sebagai tragedi terbesar perhajian dalam sejarah.

Peristiwa terjadi saat jamaah haji dari berbagai negara saling berdesakan dan bertubrukan di mulut Terowongan Al-Muaisim. Tabrakan ini berasal dari sebagian jamaah dari Haratul Lisan dengan jamaah yang baru selesai melontar jumrah Aqabah.

Tercatat 1.426 jamaah wafat. Sebanyak 659 orang di antaranya adalah jamaah haji Indonesia. Korban terbanyak dari Turki. Semua jamaah yang wafat dimakamkan di Mina, Ma’la, Muzdalifah, dan Arafah.

Selanjutnya pada 24 Mei 1994, 270 jamaah wafat akibat saling dorong dan injak di Mina. Tanggal 7 Mei 1995, tiga jamaah wafat akibat kebakaran di Mina. Kemudian, pada 15 April 1997, sebanyak 343 jamaah wafat dan 1.500 lainnya terluka karena kehabisan napas akibat terjebak di dalam kebakaran tenda di Mina.

Tanggal 9 April 1998, sebanyak 118 jamaah wafat karena berdesak–desakkan saat pelaksanaan lontar jumrah. Sebanyak 35 jamaah wafat serta puluhan lainnya luka–luka karena berdesak–desakan di Jammarat pada 5 Maret 2001. Pada 11 Februari 2003, sebanyak 14 jamaah wafat di Jumratul Mina –enam di antaranya wanita.

Pemerintah setempat kemudian membangun jalur ganda di Terowongan Al-Muaisim. Setelah sempat tak ada kejadian tragis, peristiwa mengerikan di Mina terulang pada 2004. Sebanyak 251 jamaah wafat selama lontar jumrah pada 1 Februari 2004 atau 12 Dzulhijjah 1425 H.

Penyebabnya, belasan ribu jamaah haji dari berbagai negara berburu waktu //afdhal// melontar jumrah, hingga terjadi benturan antar jamaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement