Oleh: Neni Ridarineni, Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - ''Alhamdulillah Rahmat dari Allah kami dapat uang wakaf Aceh sebanyak 1500 riyal,''kata Ramli (60 tahun) jamaah haji dari Aceh. Dia mengaku sejak berangkat dari Aceh sudah pernah mendengar kalau jamaah dari Aceh akan mendapat uang wakaf. Tetapi Ramli belum tahu berapa banyak uang yang diberikan.
Menurut Syekh Sulaiman Muhammad Noor Aarsyi, wakaf Aceh yang disebut wakaf Habib Buga, wakaf Aceh tersebut berasal dari wakaf peninggalan Raja Aceh sejak 200 tahun (zamannya Turki Usmaniah) membawa harta dan membangun gedung di Makkah.
''Bahkan Sultan Iskandar Muda pernah datang ke Arab Saudi dengan membawa emas menggunakan kapal Inggris untuk membantu membangun Masjidil Haram dan membangun rumah Aceh di Makkah untuk tempat tinggal jamaah haji Aceh,''kata salah seorang pengurus wakaf Habib Buga, Jamaluddin Affan kepada ROL.
Menurut Jamal (panggilan untuk Jamaluddin Affan), wakaf tersebut dibagikan kepada masyarakat Aceh baru mulai tahun 2006. ''Kalau sejak 200-100 tahun sebelumnya, wakaf tersebut untuk apa kami belum bisa menjawab. Namun sejak wakaf tersebut dikelola oleh orang yang diamanahi Pemerintah Arab Saudi kepada Syekh Bukhori, Syekh Al Munir dan Dr Abdullah Tibaltin baru terbuka. Waktu tahun 2006 saya sebagai juru bicara antara Pemerintah Aceh dengan kantor wakaf Aceh di Makkah,''tuturnya. Syekh Sulaiman menambahkan, mungkin adanya pemberian wakaf kepada Jamaah Haji Aceh ini hikmah dari Tsunami.
Dia mengaku sedang membuat silsilah dan sejarah adanya wakaf tersebut. Karena banyak orang Aceh maupun jamaah haji dari Aceh yang ingin tahu asal mulanya wakaf yang dibagikan kepada para jamaah haji Aceh. ''Bahkan rakyat di Indonesia sampai ada yang mempermasalahkan, kok orang Aceh dapat uang lagi di Makkah. Tetapi akhirnya tahu bahwa uang yang dibagikan kepada jamaah haji Aceh merupakan wakaf peninggalan nenek moyang orang Aceh yang di Makkah,''ungkap dia.
Menurut Syekh Sulaiman, saat ini harta nenek moyang orang Aceh yang ada di Makkah baru ada sekitar tujuh gedung. ''Bahkan dari wakaf ini pernah untuk membeli rumah putra Mahkota Raja Arab Saudi yang kemudian dibangun gedung untuk jamaah haji Aceh yang memuat 5000 orang. Namun baru 15 tahun dibangun tergusur pembangunan Masjidil Haram,''kata Syekh Sulaiman.
Cik Man (panggilan akrab Syekh Sulaiman) yang sekarang menjadi Ketua Maktab 32 di Raudhah ini mengungkapkan pengelola wakaf Aceh ini orang-orang Aceh yang datang ke Makkah secara silih berganti dan baru terungkap secara terbuka ejak tahun 2006.
''Sekarang dunia makin maju dan rapi administrasi. Sehingga orang Aceh selama lima tahun belakangan dapat uang dari wakaf Aceh. Sehingga di Indonesia sampai ramai, seluruh rakyat Indonesia kok dapat uang lagi di sana, Setelah mereka tahu problemnya karenaa wakaf peninggalan nenek moyang orang Aceh setiap tahun. Namun yang berhak mendapat uang wakaf hanyalah jamaah haji kuota Aceh dan berangkat dari embarkasi Banda Aceh.
Awalnya (tahun 2006) jumlah pemberian wakaf kepada jamaah haji Aceh tidak sama tergantung jauh dekatnya pemondokan jamaah haji Aceh dengan Masjidil Haram yakni berkisar 1000-1500 riyal. Kemudian karena ada yang iri dan meributkan besaran uang tersebut akhirnya semua jamaah haji hanya memperoleh 1200 riyal. Seiring dengan adanya pembangunan Karena harga kebutuhan naik, sejak tahun lalu wakaf untuk jamaah haji Aceh dinaikkan menjadi 1500 riyal.