REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG – Sebanyak empat haji asal Kabupaten Magelang, Jawa Tengah meninggal dunia. Tiga di antaranya meninggal di Tanah Suci, dan seorang meninggal setelah tiba di Tanah Air.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang Kudaifah mengatakan, tiga haji yang meninggal di Tanah Suci, yakni Syakroni (91), warga Dusun Banaran, Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan pada Sabtu (4/10), Maemunah (71), warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Salaman pada Senin (6/10).
Selain itu, Istiqomah meninggal dunia di Tanah Suci pada Senin (20/10). Istiqomah adalah istri Syakroni. “Kedua haji itu diduga meninggal karena mengalami dehidrasi selama di Tanah Suci,” kata Kudaifah, Rabu (22/10).
Ia menambahkan, usia mereka sudah lanjut dan daya tahan tubuh mereka lemah akhirnya meninggal dunia. Selain itu, tensi darah mereka juga tinggi.
Sementara haji yang meninggal dunia setelah tiba di Indonesia, yakni Suharti (79), warga Desa Pirikan, Kecamatan Secang. Dia sebelumnya mengalami sakit usai turun dari pesawat di Bandara Adi Soemarmo dan sempat dirujuk ke Rumah Sakit Dr Moewardi.
Suharti pulang dari Tanah Suci lebih awal dari jadwal semula, yakni bergabung dengan kloter 21. Setelah tiba di Bandara Adi Soemarmo pada Sabtu (18/10) pukul 09.19 WIB, dia langsung dirujuk ke RS Moewardi Solo.
"Suharti sebenarnya berangkat dengan Kloter 66, tetapi karena kondisi kesehatannya kurang baik, dia diikutkan pulang dengan Kloter 21. “Usai dirujuk dan sempat dirawat, dia meninggal Selasa (21/10) sekitar pukul 10.00 WIB,” jelas Kudaifah.
Kemenag Kabupaten Magelang juga akan memulangkan enam haji yang sudah lanjut usia. Mereka akan dipulangkan melalui Kloter 23 dan 30. Pertimbangan pemulangan enam haji itu, karena faktor usia, penyakit kronis, dan risiko kelelahan selama menjalani ibadah haji.