Kamis 23 Oct 2014 00:41 WIB

Hikmah Shalat Arbain di Masjid Nabawi

Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Musiron/ca
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

Oleh: Zaky Al Hamzah, Madinah, Arab Saudi

 

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Semua jamaah haji Indonesia baik gelombang pertama maupun dua dijadwalkan menjalani Shalat Arbain di Masjid Nabawi, Kota Madinah. Lantas apa sebenarnya Arbain? Shalat Arbain adalah shalat lima waktu dikerjakan secara berturut-turut dengan berjamaah di Masjid Nabawi selama 40 waktu. Jamaah haji mengejar keutamaan salat wajib 40 waktu tanpa putus tersebut, namun pahamkah mereka ada hikmah lain di balik salat sunnah tersebut?

Pada waktu-waktu salat wajib, Masjid Nabawi sangat penuh jamaah, ada ratusan ribu jamaah haji atau non haji yang selalu memadai Masjid Nabawi setiap waktu shalat wajib. Di antara ratusan ribuan jamaah tersebut, terdapat jamaah haji Indonesia yang sedang menjalankan Shalat Arbain. Jika ditanyakan kepada beberapa jamaah haji, sebagian dari mereka akan menjawab bahwa keutamaan Shalat Arbain antara lain memohon pengampunan dan berharap pahala yang berlipatganda.

Namun, ternyata ada hikmah lain dibalik itu. Kepala Seksi Pembimbingan Ibadah PPIH Daker ‎Madinah, Ahmad Izzuddin, mengatakan pesan moral jamaah menjalani Shalat Arbain adalah untuk kembali membiasakan salat istiqomah tepat waktu. "Supaya setelah menjalani rangkaian ibadah haji, mereka tetap istiqamah shalat wajib lima waktu," katanya, kepada Media Center Haji (MCH) di Kantor Misi Haji Madinah, Kamis (23/10).

Namun, kata dia, tidak semua jamaah haji bisa menjalankan Shalat Arbain. Selain faktor kesehatan, penyebab lain adalah jarak pemondokan/hotel yang  jauh dari Masjid Nabawi, sehingga saat hendak berangkat menuju masjid, jamaah ini terlambat mendapatkan waktu shalat berjamaah, atau faktor lain. Namun, jika memungkinkan, semua jamaah haji dianjurkan melaksanakan rangkaian Shalat Arbain ini. "Walaupun arbain tidak terkait haji, tapi ternyata menjadi sesuatu yang utama. Ibadah haji kan ibadah syareat dimulai Nabi Ibrahim AS dilanjutkan Nabi Muhammad SAW," katanya.

Disamping Shalat Arbain, jamaah haji bisa sekalian berziarah ke makam nabi, para sahabat, syuhada di kompleks pemakaman Baqi. Sekaligus bermunajat di Raudhah atau Taman Surga. "Sangat tidak bijaksana kalau menjalankan ibadah haji, tapi tidak berziarah ke makam Nabi Muhammad," tutur Izzuddin.

Izzuddin lantas memaparkan ada tempat-tempat khusus dan waktu tertentu yang mustajab untuk berdoa. Karena itu selama jamaah haji berada di Makkah dan Madinah, maka jangan menyia-nyiakan waktu untuk memanjatkan doa, berzikir, bermunajat, dan bertawassul. "Dan syareatnya  ibadah itu adakah ruang dan waktu. Ketika sudah diluar itu, pahalanya (menjalankan ibadah-ibadah tadi) berbeda dengan di Madinah. Saat Wukuf ya cuma di Arafah yang istijabah, saat diluar itu ya sudah berbeda hukumnya.," katanya.

Tentu saja di luar keutamaan Shalat Arbain, dia menekankan kepada semua jamaah haji agar tetap menjalankan Shalat wajib lima waktu, karena memang Shalat Arbain untuk melatih diri agar jamaah tetap istiqamah shalat wajib lima waktu. Shalat adalah rukun Islam kedua setelah Syahadat, puasa, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji yang menyempurnakan ibadah segenap muslim di Tanah Suci. Semoga semua jamaah haji tahun ini menjadi haji mabrur. Aamiin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement