Sabtu 25 Oct 2014 20:12 WIB

Pengajian Berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi (3)

Pengajian berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi dihadiri ribuan jamaah.
Foto: Republika/Zaki Al Hamza/ca
Pengajian berbahasa Indonesia di Masjid Nabawi dihadiri ribuan jamaah.

Oleh: Zaky Al Hamzah

Seusai pemaparan, biasanya sejumlah jamaah haji memberikan pertanyaan. Bila Ustaz Abdullah tidak menerima tanya jawab seusai pengajian ba'da Ashar saat itu, namun Ustaz Firanda masih berkenan menjawab pertanyaan.

Salah satu pertanyaan yang diajukan seperti alasan nabi-nabi diturunkan di Tanah Arab, dasar hukum shalat Arbain, pertanyaan tentang bolehkah menghadiri undangan yang menampilkan penyanyi dangdut dengan baju yang menampakkan aurat, serta pertanyaan-pertanyaan lain seputar Fiqih Islam.

Seusai pengajian, Ustaz Firanda berkenan menerima Media Center Haji (MCH). Dia menjelaskan pengajian dalam Bahasa Indonesia itu merupakan program pengurus Masjid Nabawi dalam memberikan pencerahan dan menambah wawasan jamaah haji dan umrah, khususnya dari Indonesia dan Malaysia yang berjumlah banyak di Tanah Suci.

"Selain berbahasa Indonesia, pengajian serupa juga menggunakan Bahasa Urdu, Pakistan, Bangladesh, Inggris, Prancis, dan Arab, ustaz-ustaznya pun dipilih oleh pengurus Masjid Nabawi," kata Firanda.

Selain jamaah haji dan umrah, pengajian tersebut, lanjutnya, juga bisa diikuti tenaga kerja Indonesia (TKI) atau warga Indonesia yang bekerja dan menetap di Madinah.

Untuk menyeleksi penceramah atau ustaz yang akan memberikan pengajian-pengajian, pengurus Masjid Nabawi menyeleksi secara ketat. Salah satunya menggandeng Universitas Islam Madinah.

Universitas ini kemudian menyeleksi sejumlah mahasiswa dan akhirnya terpilih tiga mahasiswa S3, yakni Ustaz Firanda, Ustaz Abdullah dan Ustaz Anas tersebut. Mereka kemudian diseleksi lagi oleh ulama-ulama Haramaian di Madinah. "Meski terpilih di universitas, kami masih direkomendasikan oleh ulama salaf di Madinah," jelas Firanda. 

 

Usia Firanda terbilang masih muda, dilahirkan pada 28 Oktober 1979 di Kota Surabaya, Jawa Timur. Ia mengenyam pendidikan TK hingga SMA di Papua kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.

Selama belajar di UGM, ia hanya belajar dua semester, kemudian banting setir belajar agama dan melanjutkan kuliah di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Kini Firanda sedang menempuh S3 jurusan akidah di universitas tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement