Oleh: Zaky Al Hamzah
Selain pengajian dari berbagai bahasa, jamaah haji di seluruh dunia dapat bergabung bersama majelis-majelis membaca Alquran yang bisa dijumpai di tiap bagian Masjid Nabawi.
Seusai shalat, beberapa jamaah berkumpul membentuk lingkaran-lingkaran kecil yang terdiri dari sekitar 20-50 orang untuk murottal atau semaan Alquran.
Satu-dua jamaah haji asal Indonesia berusia sekitar 40-an tahun terlihat membaca Alquran secara perlahan dan sesekali dibenarkan oleh seorang ustaz asal Arab, namun sudah bisa berbahasa Indonesia.
Banyaknya jamaah haji asal Indonesia juga menarik radio setempat untuk menyiarkan Khutbah Jumat berbahasa Indonesia. Khutbah Jumat dalam bahasa Indonesia dapat disimak di FM 99.
Pada Jumat beberapa pekan lalu, Khatib Masjid Nabawi berkhotbah tentang Allah yang maha pengasih dan penyayang. Ketika umat sedang diuji dengan persoalan dan fitnah, kembali kepada-Nya dan persoalan perlahan akan menemui jalan keluar.
"Maka tidak ada jalan keluar kecuali dengan taat kepada Allah SWT disertai dengan tobat yang tulus," kata penerjemah Khotbah di frekuensi 99 FM. Khatib juga menekankan bahwa umat Islam harus bersatu dan berkumpul dalam kebenaran. "Dan janganlah kalian bercerai berai," katanya.
Kepadatan jamaah haji terlihat saat shalat Jumat di Masjid Nabawi, Jumat (24/10) kemarin. Ratusan ribu jamaah haji pria dari berbagai negara membludak hingga di pelataran kompleks masjid, hampir menyesaki seluruh area pelataran.
Pengurus masjid sampai membuka area shalat di atap/kubah Masjid Nabawi. Republika menyempatkan shalat Jumat di area atap/kubah Masjid Nabawi. Area atap/kubah masjid hanya dibuka saat Shalat Jumat atau kondisi jamaah semakin bertambah.
Seorang teman MCH Madinah mengatakan, saat shalat Jumat sebelum puncak haji, jamaah haji meluber hingga jalan-jalan di sekitar Masjid Nabawi. Padahal, kapasitas masjid Nabi ini adalah sebanyak satu juta jamaah.
Pada Jumat kemarin, jamaah haji dari Indonesia juga cukup dominan. Ciri-cirinya terlihat jelas dari batik hijau-ungu khas jamaah Indonesia, peci berhias batik, dan tas tenteng hijau yang dilengkapi ikat pinggang warna putih atau hitam bertulis "Jamaah Haji Indonesia". Begitulah apresiasi pengurus Masjid Nabawi terhadap ratusan ribu jamaah haji Indonesia.