REPUBLIKA.CO.ID, BATAM – Seorang haji asal Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Syamsuddin bin Basaruddin Bomo yang tergabung dalam Kloter 18 Debarkasi Batam meninggal dunia sesaat menuju Bandara Madinah, ketika hendak pulang ke Indonesia, Ahad (26/10) Waktu Arab Saudi.
Ketua Kloter 18 Samsul Bahri dalam laporannya ketika tiba di Asrama Haji Batam, Senin (27/10), mengatakan, Syamsuddin tiba-tiba menghembuskan napas terakhir saat hendak masuk ke bus yang berangkat ke Bandara Amma di Madinah.
"Ketika mau berangkat menuju Bandara Amma, saat di lobi, Syamsuddin meninggal dunia," kata dia.
Padahal sebelumnya, Syamsuddin dalam kondisi relatif sehat dan siap pulang ke Tanah Air.
Jenazah Syamsuddin langsung dimakamkan di Madinah, tidak dipulangkan ke Tanah Air, meski pesawat sudah siap membawanya terbang ke Indonesia.
Pihak maskapai, berdasarkan peraturan yang berlaku, dilarang membawa jenazah haji ke daerah asalnya karena khawatir haji yang meninggal mengidap virus tertentu yang dapat membahayakan.
Sementara itu, hingga hari ini, PPHI Debarkasi mencatat 19 orang hajinya yang meninggal dunia selama menjalankan rangkaian ibadah haji. Seorang di antaranya meninggal di Rumah Sakit Batam, beberapa saat setelah tiba dari Tanah Suci.
Sekretaris PPIH Debarkasi Batam Widarto mengatakan, berdasarkan ketentuan, jamaah calon haji yang wafat akan mendapatkan asuransi sebesar Rp 35.930.000 dari Asuransi Syariah Amanah Githa.
Dana asuransi jemaah haji akan diserahkan kepada ahli waris setelah mengajukan klaim asuransi kepada Asuransi Amanah Githa dengan menyertakan dokumen-dokumen yang telah ditetapkan.
Embarkasi Batam memberangkatkan lebih dari 7.000 orang calon haji dari empat provinsi yaitu Riau, Kepulauan Riau, Jambi dan Kalimantan Barat yang dikelompokkan dalam 18 kloter dan dua gelombang.