Oleh: Zaky Al Hamzah, Jeddah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Waktu masih menujukkan pukul 19.30 waktu arab saudi (WAS) di Kota Jeddah, Arab Saudi. Sejumlah jamaah haji bergerombol di depan televisi Laga penuh emosional El Clasico antara Real Madrid dan Barcelona di salah satu lobi di Hotel Sultan Palace, Jeddah. Damam tampak berselonjor di sofa empuk lobi. Salah satu jamaah haji dari Kloter 44 Embarkasi Solo itu menuturkan dia menikmati pertandingan sepak bola seusai tiba di hotel ini pada pukul 16.00 waktu arab saudi (WAS). Warga Wonoboso, Jawa Tengah (Jateng) itu dan rekan-rekan sesama jamaah lain tiba di salah satu hotel transito setelah berada di dalam bus selama enam jam dalam perjalanan Kota Madinah ke Jeddah.
Selain di lobi hotel, ada sekumpulan jamaah lain yang sedang nonton bareng (nobar) laga yang selalu dinanti para pecinta bola ini di lantai satu atau lantai Mezanin. Ada pula yang menonton di restoran. Laga penuh emosi ini juga ditonton sekitar 10 petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Jeddah. Selain mereka yang asyik menikmati siaran langsung pertandingan sepakbola antara Real Madrid dan Barcelona, sejumlah jamaah terlihat menikmati istirahat ringan sebelum tidur.
Sementara, ratusan jamaah haji dari Kloter 13 Embarkasi Padang menikmati suasana sore di halaman Hotel Dyawan Al Aseel yang berhadapan langsung dengan jalan raya. Menurut salah satu jemaah yang menolak menyebutkan namanya karena tidak enak dengan ketua rombongannya, mengaku senang dengan layanan haji tahun ini. "Saya dua kali berhaji, tahun 2005 lalu beda sekali pelayannya dengan tahun ini. Tahun ini lebih baik, kamar di hotel transit ini juga nyaman," kata dia.
Di Hotel Wardatul Hadiqah, jamaah dari Kloter 11 Embarkasi Ujung Pandang masih terlihat lelah. Mereka baru saja tiba dari Madinah saat waktu Shalat Maghrib. Petugas PPIH Daker Jeddah yang ditempatkan di hotel ini, Nur Kholis, tampak sibuk membagikan jatah makan malam kepada para ketua rombongan. "Minta air, ya, aku haus belum mendapat air," tutur jamaah perempuan.
Saat tiba di Hotel Nabaris Al Mansi, sebagian jamaah pria baru pulang dari masjid yang tidak terlalu jauh dari hotel. Mereka baru saja menunaikan salat Ashar berjemaah. "Kami senang di sini. Hotelnya nyaman, yang terpenting makanannya enak dibandingkan (hotel) di Madinah dan Mina. (Rasa) rendangnya mendekati rasa rendang di Indonesia. (Kalau makanan) di sana (Mina dan Madinah rasanya) hambar," kata Suparman, salah satu jamaah Kloter 11 Embarkasi Palembang.
Menurut Suparman, jika dibuat peringkat, untuk makanan paling enak berada di hotel transito di Jeddah. Sedangkan layanan dan fasilitas hotel, pelayanan hotel di Madinah tidak terkalahkan (di area Markaziah). Masalah di hotel transito, kata Suparman, hanya menyangkut masalah kapasitas kamar. Penempatan jamaah tidak sesuai dengan jumlah kapasitas. Misalnya kapasitas empat orang, diisi lima orang. Sementara kapasitas sembilan orang per kamar, diisi 11 orang. "Antara laki-laki dan perempuan ada yang digabung, karena kondisi tidak memungkinkan," kata dia.
Berbeda dengan Slamet. Jamaah Kloter 11 Embarkasi Palembang ini mengaku tidak mempermasalahkan soal kamar, karena mereka hanya transit selama di Jeddah. Sebab, mereka ingin segera tiba di Tanah Air dan berkumpul dengan keluarga. "Perasaan saya sekarang ada ada dua. Pertama senang karena akan ketemu anak-anak, kedua sedih karena harus meninggalkan Kota Makkah dan Madinah. Entah kapan lagi saya bisa ke sini," ungkap Slamet. Namun, ada hal lain yang membuat dirinya agak galau. "Yakni menjaga kemabruran haji, sebab urusan mabrur tidak hanya selesai sampai pulang ke Tanah Air, tapi bagaimana menjaga sikap sepanjang hayat," ujarnya, jujur.
Yang pasti, dalam kunjungan pimpinan PPIH Daker Jeddah dan Media Center Haji (MCH) di sejumlah hotel transito tersebut, sebagian besar jamaah haji terlihat bahagia, karena sebentar lagi hendak bertemu keluarganya di Tanah Air. Disamping senang karena bisa istirahat meski satu malam di hotel transito setelah perjalanan lima-enam jam dari Madinah.