Ahad 02 Nov 2014 21:51 WIB

Madinah Sambut Musim Dingin (1)

Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Tommy Tamtomo/ca
Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

MADINAH -- Ribuan jamaah haji reguler Indonesia gelombang dua masih menjalani shalat arbain (shalat 40 waktu berurutan) di Kota Madinah.

Sebagian dari mereka kemungkinan kaget bila suhu Madinah di pagi hari mulai dingin. Hal itu dikarenakan tidak lama lagi Kota Madinah dan kotta-kota di Tanah Suci akan memasuki musim dingin.

Data yang dihimpun Media Center Haji (MCH) Madinah menunjukkan akhir Agustus lalu, suhu tertinggi di Madinah mencapai 45 derajat celcius.

Bahkan suhu terekstrim selama Agustus sempat mencapai 55 derajat celcius. Hal itu terdeteksi saat kali pertama petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah tiba di Kota Nabi tersebut.

Saat itu atau selama Agustus, suhu udara pada saat menjelang Shalat Shubuh saja terasa hangat. Sedangkan ketika di waktu siang hari, suhu udara di Madinah sangat panas.

Pipi petugas langsung memerah jika keluar ruangan ber-AC. "Namun, kini sebaliknya, suhu di Madinah semakin bersahabat, bahkan semakin dingin," ujar salah satu wartawan MCH Madinah, Elvan Dany Sutrisno.

Berdasarkan data Sistem Komputerasi Haji Terpadu (Siskohat) sekitar pukul 11.35 waktu Arab Saudi (WAS) Sabtu (1/11/2014),  menunjukkan, suhu udara sekitar 23 derajat celcius.

Suhu itu dinilai cukup sejuk, meskipun sinar matahari bersinar terang tanpa tertutup awan. Suhu terendah di Madinah mencapai 17 derajat celcius dan terjadi pada malam hari hingga pagi hari. Kemudian suhu maksimum saat ini di Madinah hanya 31 derajat celcius.

Sama dengan Indonesia, Saudi Arabia juga memiliki dua musim yaitu musim panas dan dingin. Pada musim panas yang dimulai Maret hingga Agustus, panas matahari sangat menyengat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement