REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah
JEDDAH -- Jamaah haji Indonesia musim depan akan mendapatkan bimbingan haji sebanyak 15 kali. Salah satu materi yang akan diberikan adalah masalah istitha'ah (kemampuan) kesehatan jamaah haji.
Hal ini untuk menghindari kondisi kritis jamaah yang sakit parah selama berhaji dan mengurangi angka kematian jamaah haji karena keteledoran mengawasi jamaah haji yang risti (risiko tinggi).
Demikian salah satu poin hasil rapat lanjutan evaluasi penyelenggaraan ibadah haji tahun 2014 di Kantor Teknis Urusan Haji (TUH) KJRI, Jeddah, Arab Saudi, Senin (3/11/) siang waktu Arab Saudi (WAS).
Rapat lanjutan tersebut dipimpin Koordinator Harian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi, Dharmakirty Syailendra Putra yang juga Konjen RI di Jeddah.
Hadir dalam pertemuan itu Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi, Achmad Jauhari Chariri, Wakil Ketua PPIH Arsyad Hidayat, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes yang juga Kepala Bidang Kesehatan Haji PPIH Indonesia di Arab Saudi, dr Fidiansjah.
Juga hadir Kepala Bidang Perlindungan PPIH Achmad Riad Syafrudin, Kepala PPIH Daker Makkah Endang Sumali, Kepala PPIH Daker Madinah Nasrullah Djasam, Kepala PPIH Daker Jeddah Ahmad Abdullah Yunus, serta pejabat terkait.
Saat ini bimbingan manasik haji hanya diberikan sebanyak 10 kali, rinciannya sebanyak tujuh kali manasik digelar di KUA kecamatan dan tiga kali di tingkat kabupaten/kota.
Nantinya, proses bimbingan akan diperbanyak menjadi 15 kali, yakni 10 kali dilaksanakan di KUA kecamatan dan lima kali di tingkat kabupaten/kota.