Selasa 04 Nov 2014 18:45 WIB

Tahun Depan, Jamaah Haji Terima Katering di Makkah (2-habis)

katering haji
katering haji

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

Selama ini, papar dia, Indonesia menyerahkan kebutuhan konsumsi atau makanan kepada jamaah. Caranya, setiap jamaah haji menerima paket biaya hidup (living cost) sebesar 1.500 riyal atau sekitar Rp 4,5 juta per satu jamaah.

Uang sebanyak itu untuk memenuhi kebutuhan makan jamaah selama 25 hari saat di pemondokan/hotel di Makkah.

Namun biaya hidup itu bukan termasuk yang digunakan untuk konsumsi saat pelaksanaan puncak haji di Padang Arafah, (mabit di) Muzdalifah dan (mabit di) Mina (Armina).

Saat jamaah haji berada di Padang Arafah, Muzdalifah dan Mina, jamaah mendapatkan makanan dari paket katering dari sejumlah perusahaan yang lolos tender dari Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Sementara, mengenai soal biaya hidup selama di Makkah, ujar Dharmakirty, apakah masih akan diberikan atau tidak pada pelaksanaan musim haji tahun depan, hal itu masih akan ditelaah lagi.

Dharmakirty mengungkapkan, kebijakan pemberian living cost menjadi urusan penyelenggara haji pusat yakni Kementrian Agama Republik Indonesia di Jakarta.

Sebelumnya, Kemenag RI mengakui penanganan katering untuk jamaah haji yang dilakukan Pemerintah Pakistan. Kemenag bahkan siap belajar dengan negara tersebut.

Pasalnya, untuk layanan katering jamaah haji di Kota Makkah, Pakistan selangkah lebih maju. Mereka memberi layanan makan tiga kali sehari, termasuk buah dan minum. Harga paket makanan tersebut adalah 18 riyal per hari per jamaah.

Musim haji tahun ini, Kemenag RI memilih memberikan living cost sebanyak 1.500 riyal per jamaah supaya jamaah haji bisa menggunakan uang itu untuk kebutuhan hidup selama 25 hari menetap di pemondokan di Makkah. Rata-rata jamaah berada di Makkah selama 25 hari.

Namun saat puncak haji di Armina, jamaah mendapat layanan katering di tenda maktab-maktab mereka. Masalahnya, kata Sekretaris TUH Kemenag RI, Arief Nurrawi, living cost yang diterima jamaah ini sering digunakan untuk keperluan lain, semisal membeli oleh-oleh untuk keluarganya di Tanah Air.

''Akhirnya habis untuk beli oleh-oleh dan di akhir masa kepulangan mereka ke Indonesia, living cost-nya sudah habis dan minta-minta makanan ke petugas," ujar Arief dalam perbincangan dengan tim Media Center Haji (MCH) Jeddah, pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement