Sabtu 14 Feb 2015 11:27 WIB

Umrah Supermurah tak Masuk Akal

Rep: c83/ Red: Damanhuri Zuhri
Jamaah umrah
Foto: AP
Jamaah umrah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Baluki Ahmad mengatakan, travel umrah yang menawarkan paket supermurah memang ada.

Terkadang, harga yang ditawarkan tidak masuk akal. Karena itu, ia mengapresiasi imbauan Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementrian Agama agar umat Muslim mewaspadai umrah supermurah.

Ia menjelaskan, ada travel yang menawarkan harga paket umrah murah senilai Rp 13 juta. Padahal, idealnya untuk pemberangkatan umrah memakan biaya sedikitnya 1.850 dolar AS (sekitar Rp 23 juta dengan kurs Rp 12.500). Harga ini hanya untuk wilayah Jakarta.

"Sangat banyak (paket umrah murah). Kadang-kadang orang menjual paket tidak terukur secara logika. Tidak bisa dihitung. Masak ada yang jual paket Rp 13 juta bisa berangkat. Masyarakat harus paham terkait imbauan tersebut," ujar Baluki kepada Republika, Rabu (11/2).

Ia menjelaskan, sistem paket umrah murah biasanya meminta calon jamaah untuk mengantre selama satu tahun dengan membayar sekitar Rp 13 juta. Pihak travel beralasan, antrean ini berkaitan dengan kuota.

Padahal, dalam ibadah umrah tidak ada pembatasan kuota. Untuk itu, ia meminta masyarakat bersikap kritis dengan menanyakan uang yang disimpan di travel tersebut digunakan untuk keperluan apa. Hal ini agar ibadah umrah yang dilakukan sesuai dengan syariat Islam.

Pihak travel, lanjut Baluki, tidak melakukan penekanan atau penghematan pada aspek tertentu sehingga dapat membuat paket supermurah. Mereka, kata dia, mengorbankan jamaah yang antre dengan memanfaatkan uang jamaah tersebut untuk pemberangkatan jamaah lainnya.

"Dia tidak akan dirugikan, tapi jamaah (yang rugi). Tidak ada yang ditekan, itu ada sesuatu yang dikorbankan. Mengapa harus menunggu satu tahun berarti kan ada yang dikorbankan.”

Sementara, Wakil Ketua Umum Kesatuan Tour Haji dan Umrah Republik Indonesia (Kesthuri) Artha Hanif mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Kemenag, harus membuat standar pelayanan minimal ibadah umrah.

Hal ini untuk mengantisipasi keberadaan travel umrah yang menawarkan paket supermurah. “Jadi, ada standar pelayanan minimal maka itu artinya akan ada biaya paket minimal,” katanya.

Dengan adanya standar pelayanan minimal, menurut dia, jamaah akan mendapatkan layanan sebagaimana mestinya sesuai dengan harga yang dibayar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement