REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasehat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI), Mohammad Rocky mengungkapkan, meningkatnya kurs Dolar Amerika terhadap Rupiah sangat berdampak terhadap penyelenggara ibadah haji khusus dan umrah.
Dampak yang dirasakan, kata Rocky, akan sangat terasa pada bulan-bulan mendatang. Ia mencontohkan, sebelum meningkatnya kurs Dolar, para calon jamaah umrah sudah mengumpulkan uang dalam bentuk Rupiah dan mereka belum sempat menukarkan kepada Dolar Amerika.
Ketika sekarang mereka ingin menyetorkan uang Rupiahnya untuk biaya umrah, kata Rocky, tentunya mereka akan terlebih dulu menukar dengan Dolar untuk pemberangkatan bulan berikutnya.
''Tiba-tiba dengan kurs Dolar yang cukup tinggi, mereka akan terkejut karena ternyata Rupiah yang mereka kumpulkan tidak mencukupi biaya umrah. Karena itu, mereka harus menambah lagi Rupiahnya,'' jelas Rocky.
Dengan kondisi ini, ungkap Rocky, tidak sedikit calon jamaah umrah yang mengurungkan niat berangkat ke Tanah Suci, karena mereka harus mencari lagi tambahan Rupiah, sehingga mampu melunasi biaya umrah.
''Saya banyak mendapat keluhan dari teman-teman penyelenggara umrah, tak sedikit calon jamaah umrah yang membatalkan keberangkatan ke Tanah Suci,'' jelas Rocky menambahkan.
Mohammad Rocky berharap, pemerintah dapat menstabilkan kembali nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, karena kebanyakan komponen biaya ibadah umrah menggunakan Dolar AS, terutama di Tanah Suci.
Dampak yang paling dirasakan dari meningkatkanya kurs Dolar terhadap Rupiah jika tak segera distabilkan, sambung Rocky, akan terlihat di bulan Ramadhan, tiga bulan mendatang. ''Apakah saat itu jamaah umrah Ramadhan membludak atau justru semakin berkurang?'' terangnya.
Menurut Rocky, meningkatnya kurs Dolar Amerika terhadap Rupiah, sangat membebani para calon jamaah umrah yang sudah begitu lama berniat untuk berumrah, tiba-tiba terganjal oleh meningkatnya kurs nilai Dolar AS terhadap Rupiah.
Belum lagi, yang ingin segera berangkat ke Tanah Suci, mengingat begitu panjangnya antrian menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci, tidak dapat menghilangkan kerinduan mereka untuk segera menatap Baitullah dari dekat.