REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah dinilai perlu memikirkan kemungkinan untuk menunda keberangkatan jamaah haji pada tahun 2015 jika menemukan indikasi kuat bahwa perang di Yaman akan membawa dampak buruk bagi jamaah asal Indonesia, demikian menurut pengamat politik.
"Jika memang mengkhawatirkan, tunda saja tahun depan atau sampai kondisi aman, baru dikirim," kata pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sumatera Utara Dr Ansari Yamamah di Medan, Kamis (23/4).
Menurut Ansari, perang yang terjadi di Yaman diyakini bersifat merusak dan tidak mengenal musuh seperti serangan terhadap kantor Kedutaan Besar RI di negara tersebut. Pemerintah diharapkan tidak sekadar merasa khawatir, melainkan harus disertai dengan sejumlah kebijakan yang menjamin keselamatan rakyat Indonesia yang berkunjung ke Timur Tengah.
Untuk menghindari kemungkinan menjadi korban dalam perang tersebut, Ansari menilai tidak salah jika pemerintah Indonesia mengambil sikap tegas untuk menunda pemberangkatan warganya yang ingin menunaikan ibadah haji.
Ia mengatakan, jika menemukan indikasi kuat warga Indonesia akan mengalami masalah atau celaka akibat perang tersebut, tidak ada masalah memberlakukan penundaan keberangkatan ke Tanah Suci.
"Salah satu syarat ibadah haji itu harus aman dalam perjalanan, yang berangkat aman, yang ditinggalkan juga aman," katanya.