REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panitia Pembekalan Petugas PPIH Arab Saudi Khoirizi mengatakan, simulasi penanganan jamaah haji dengan beragam skenario masalah dipersiapkan agar petugas mampu merespons dengan baik kendala yang akan dihadapi saat proses ibadah haji.
"Selain jamaah sakit dan kehilangan barang, simulasi juga mencakup semua aspek pelayanan, pengamanan, dan perlindungan jamaah sejak kedatangan di Saudi sampai kepulangan ke Tanah Air," kata Khoirizi, Selasa (9/6).
Simulasi pelayananan jamaah haji dimulai dari keberangkatan para petugas ke Arab Saudi pada H-5 sebelum keberangkatan pertama kloter 1 jamaah haji. Sesampainya di Bandara Internasional King Abdul Azis (KAA) Jeddah, petugas lebih dulu menuju Makkah sebelum diberangkatkan ke Madinah pada hari yang sama.
Di Madinah, petugas langsung mempersiapkan penyambutan jamaah haji gelombang pertama di bandara sekaligus memastikan pelayanan di transportasi, pemondokan, konsumsi, dan balai kesehatan. Sebagian petugas juga ditugasi untuk mempersiapkan pelayanan jamaah selama menjalani ibadah di Madinah (arbain) dan mengambil miqat (memulai umrah) di Bir Ali.
Persiapan yang sama juga dilakukan para petugas Daker Makkah dan Bandara Jeddah. Tahun ini, ada sejumlah perbedaan proses penyelenggaraan jamaah haji Indonesia. Di antaranya adalah rute kedatangan dan kepulangan jamaah. Semua jamaah haji yang tergabung dalam gelombang pertama pemberangkatan akan tiba Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) sedangkan jamaah gelombang kedua akan masuk melalui Bandara KAA Jeddah.
Selain rute, jamaah haji Indonesia juga akan mendapatkan 15 kali konsumsi makan siang (box) selama berada di Makkah. "Tahun-tahun sebelumnya belum pernah kita menyediakan konsumsi selama di Makkah kecuali saat Arafah-Mina," kata pengawas katering PPIH Arab Saudi di Makkah Ahmad Abdullah.
Saat ini, kata Ahmad, Kementerian Agama sudah mengontrak 25 perusahaan yang akan melayani katering selama di Makkah. Adapun untuk katering selama di Armina, Kemenag akan menyediakan 16 kali makan yang disediakan oleh 18 perusahaan katering mitra pemerintah.
"Persiapan katering hampir 100 persen dan tinggal memastikan beberapa aspek kecil untuk penyempurnaan layanan," kata Ahmad.n