Kamis 11 Jun 2015 10:43 WIB

Pemerintah Siapkan Strategi Tekan Angka Kematian Jamaah Haji

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
Posko Kesehatan Haji
Foto: Republika/Agung Supri
Posko Kesehatan Haji

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kementerian Agama bekerja sama dengan kementerian kesehatan menyiapkan konsep kesehatan haji (isthithaah). Konsep ini nantinya dimaksudkan menekan risiko kesehatan jamaah haji.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam menjelaskan Isthitha’ah Kesehatan merupakan syarat untuk mereka yang berangkat haji bukan untuk mereka yang sudah melunasi BPIH, namun juga yang mampu secara kesehatan untuk perjalanan haji.

“Oleh karena itu ada beberapa hal yarus dipikirkan, trategi dari kita ada yang namanya Isthitha’ah Kesehatan. Jadi yang namanya mampu itu tidak hanya mampu dari segi ekonomi, bisa membayar ongkos naik haji atau BPIH, jadi bukan hanya itu,” ujar Syam Selasa (8/6).

Menurut Syam, strategi ini benar-benar untuk mencegah seriko yang tidak diharapkan. Jadi, bila ada jamaah yang beresiko tinggi bila dipaksakan berangkat, maka akan tegaskan untuk tidak melakukan perjalanan haji terlebih dahulu.

"Kenapa misalnya jamaah  haji indonesia banyak yang wafat itu terkait dengan faktor usia, karena jamaah haji kita banyak yang risti. karena banyak usia di atas 80 kan kita tahu resiko usia yang diatas 80 ini tentu saja kesehatannya rendah, bisa kerena darah tinggi, asam urat, jantung, dan segala penyakit yang memiliki resiko tinggi," kata dia.

Strategi Isthitha’ah Kesehatan ini akan dimulai dari awal, dari dasar, yaitu dari tingkat puskesmas atau kabupaten atau kota. Merekalah yang harus lebih tegas menentukan sikap untuk benar-benar menyeleksi tingkat kesehatan para jamaah. Jika memang menurutnya jamaah tersebut  memiliki resiko tinggi, maka dari awal sudah diberitahu.

“Jadi kita harapkan supaya tidak ada lagi terjadi hal semacam itu, jangan menggantungkan, mari sama-sama memjulai dari awal perketat kesehatan untuk melayani jamaah haji. Dari awal sudah kami tegaskan dinas kesehatan untuk memiliki sikap dalam menentukan jamaah yang beresiko tinggi untuk tidak memaksakan berangkat,” ujar Syam

Syam berharap, mudah-mudahan dinas kesehatan tingkat kabupeten ini bisa lebih kuat, tegas, dan berani untuk membicarakan pada jamaah yang bersangkutan jika mereka memiliki kemampuan  tidak untuk melakukan ibadah selama di tanah suci. Maka dengan strategi semacam itu, diharapkan tidak lagi terjadi banyak barjatuhan korban yang dengan sakit parah.

“Sebenarnya, mau usaha bagaimanapun tetap saja yang di Atas yang menentukan. Karena kita tidak bisa menentukan juga kan? segala sesuatunya kembali atas kehendak yang di Atas. Tapi paling tidak, dengan upaya-upaya Ithitha’ah Kesehatan segala sesuatu bisa diprediksi dan diminimalisir,” harap Syam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement