REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH -- Tingkat konsumsi air minum kemasan di Arab Saudi selama musim panas ini diprediksi akan mengalami kenaikan 10 persen. Lantaran musim panas kali ini juga berbarengan dengan musim haji dan umrah di Tanah Suci.
"Ada tingkat pertumbuhan tahunan yang naik antara empat sampai lima persen," ujar ahli industri Rashed Bin-Zouma, dilansir dari ArabNews, Jumat (31/7).
Kerajaan Arab Saudi merupakan konsumen terbesar air hasil penyulingan di seluruh dunia. Apalagi datangnya musim haji dan umrah saat musim panas.
Meski begitu, Bin-Zouma mengatakan, ini akan menguntungkan konsumen karena pasokan air kemasan tetap berlimpah dan adanya persaingan harga di dunia industri yang berlomba memenangkan sejumlah terbesar pelanggan.
Bin-Zouma menyebutkan, meingkatnya konsumsi air kemasan ini karena beberapa sebab. Pertama, pertumbuhan populasi di wilayah Arab. Kedua, terdapat peningkatan kesadaran masyarakat terhadap manfaat mengonsumsi air mineral setiap hari.
Dia menunjukkan peningkatan yang signifikan lebih dari 6,5 miliar liter per tahun dalam kapasitas produksi pabrik lokal. Diperkirakan ada 45 perusahaan yang bekerja di bidang air minum kemasan dengan investasi diperkirakan sebanyak 8 miliar riyal atau sekitar Rp 28,8 triliun.
"Diperkirakan jumlah ini jauh lebih tinggi dan akan tumbuh di masa yang akan datang," terang Otoritas Makanan dan Obat Arab Saudi dalam keterangan tertulisnya.