Rabu 05 Aug 2015 20:24 WIB

Lalu Lintas Jelang Wukuf Padat, tidak ada Layanan Makan Siang di Makkah

Rep: Ratna Puspita/ Red: Agung Sasongko
Jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.
Foto: Antara/Zarqoni Maksum/ca
Jamaah haji melaksanakan wukuf di Arafah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memberikan layanan makan siang selama jamaah haji tinggal di Makkah, Arab Saudi. Layanan bakal diberikan sebanyak 15 kali, kecuali tujuh hari menjelang hingga lima hari pascawukuf di Arafah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan ada lebih dari tiga juta orang di Makkah tujuh hari menjelang puncak ibadah haji. Pemerintah Arab saudi pun akan menutup akses menuju Masjid Haram. "Sehingga menyulitkan kendaraan roda empat untuk melintas," kata dia, pada Pembekalan Petugas Media Center Haji 1436H/2015H di Kementerian Agama, Rabu (5/8).

Lukman menyatakan, kondisi itu membuat kordinasi konsumsi tidak mudah dilakukan. Karena itu, layanan makan siang tidak mungkin dilakukan pada kurun waktu tersebut. Jamaah haji asal Indonesia akan kembali mendapatkan layanan makan siang enam hari pascawukuf atau pada 3 Oktober 2015.

Pemerintah menyediakan layanan makan siang mulai dari jamaah kloter pertama masuk ke Makkah pada 31 Agustus hingga jamaah mulai pulang ke tanah air pada 16 Oktober 2015. Namun, layanan makan siang tersebut akan berhenti sementara mulai 16 September hingga 2 Oktober 2015.

Selama proses di Armina (Arafah, Mudzalifah, dan Mina), jamaah haji juga akan mendapatkan layanan makan. Di Arafah, pelayanan konsumsi diberikan mulai 21 September 2015 malam hingga menjelang keberangkatan ke Mudzalifah pada 22 September 2015.

Di Mudzalifah, jamaah haji akan mendapatkan paket snack. Paket snack Mudzalifah, yaitu satu bungkus roti manis, satu kotak kurma, jus buah, satu buah mi instan, air mineral, dan buah. Di Mina, jamaah haji akan mendapatkan konsumsi mulai 23 hingga 26 September 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement