REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Gejala dehidrasi rentan melanda para calon haji di tengah pelaksanaan ibadah di Tanah Suci. Untuk mengatasinya, ada pola khusus minum yang baik.
Minum itu jangan hanya saat selesai makan, tapi terus dilakukan," ujar perwakilan dari
Indonesian Hydration Working Group (IHWG) dr Purwita Wjiaya Laksmi SpPD, KGer., Rabu (19/8).
Mengingat fisik jamaah yang pasti diuji dengan suhu dan kelembaban yang berbeda jauh dengan Indonesia, ia menyarankan persiapan yang harus dilakukan haruslah lebih panjang untuk membiasakan pola hidup sehat.
Terkait pola minum yang baik guna mencegah potensi dehidrasi, ia meminta jamaah membiasakan pola minun yang baik setiap hariIa menyarankan rumus pola minum yang baik adalah delapan kali sehari sebanyak 300 cc gelas air.
Selain itu, ia menjelaskan pola minum juga harus dijaga selama perjalanan menaiki pesawat. Rute terbang dari Indonesia menuju Arab diperkirakan memakan waktu sepuluh jam, sehingga jamaah patut peduli dengan pola konsumsi airnya.
"Selama terbang jangan lupa minum air, jangan sampai ketika di Tanah Suci malah sudah dehidrasi," ujarnya.
Ia pun turut menyinggung jika di pesawat, jamaah malas minum karena takut antrean di kamar kecil atau sulitnya bergerak di kabin pesawat. Ia menyarankan supaya jamaah menghilangkan rasa malu itu supaya selalu menjaga pola minum.
Sedangkan ketika telah sampai di Arab, ia mengimbau agar ketersediaan air perlu dijaga. Ia meminta petugas haji memantau jamaah agar mau menjaga pola minun, khususnya bagi jamaah beresiko tinggi.
"Petugas haji wajib pantau yang beresiko tinggi, apalagi yang pikun atau yang secara fisik kesulitan menjangkau fasilitas minun," imbaunya.
Lebih lanjut, jamaah pun perlu memperhatikan pola minumnya agar tidak terlalu banyak. Ia meminta jamaah minum secara berangsur-angsur.
"Jangan minun langsung banyak karena bisa ganggu lambung, harus dibagi-bagi minumnya," ujarnya.
Ia menyarankan supaya minum selalu dilakukan usai menjalankan shalat. Sehingga minimal jamaah bisa minum lima kali sehari.