REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Mataram, I Wayan Diantika mengatakan, terdapat 222 calon haji di kloter I embarkasi Lombok, Nusa Tenggara Barat dari total 360 yang memiliki catatan kesehatan resiko tinggi. Dimana, kondisi beresiko tinggi tersebut bisa mengancam jiwa para jamaah haji yang berangkat ke tanah suci.
“Kloter satu, total calon haji 360 orang, setelah dilakukan pemeriksaan ulang, terdapat 222 jamaah dengan catatan kesehatan resiko tinggi. Artinya keadaan yang mengancam jamaah,” ujarnya kepada wartawan seusai mengikuti acara pelepasan calon haji asal NTB di Kota Mataram, Jumat (21/8).
Menurutnya, diperlukan perhatian khusus di tanah suci untuk menjaga para calon haji yang beresiko tinggi. Dimana, pihaknya telah mengelompokan jenis resiko tinggi menjadi tiga yaitu calon haji dengan gelang merah adalah orang berusi 60 ke atas dan memiliki riwayat penyakit dan resiko.
Selain itu, ia menuturkan, jika calon haji dengan memakai gelang hijau yaitu orang yang tidak memiliki riwayat penyakit. Sementara, pemakai gelang kuning adalah orang yang berusia dibawah 40 tahun namun mempunyai riwayat penyakit.
Wayan menambahkan salah satu calon haji yang ditunda keberangkatan karena sakit berjumlah satu orang dengan nama Urp Ayunapeti (67). Dimana, orang yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit jantung.
Menurutnya, pihaknya belum mendapatkan petunjuk apakah calon haji yang megalami serangan jantung bisa dilanjutkan atau pun tidak. Dirinya mengatakan jensi penyakit yang sering membuat calon haji meninggal adalah penyakit saluran pembuluh darah dan jantung.
Kepala Bidang PHU Kanwil Kemenag NTB, Maad Umar mengatakan, secara umum kondisi di Arab Saudi memiliki suhu yang diperkirakan 40 derajat. Oleh karena itu, pihaknya menghimbau kepada calon haji untuk banyak minum dan memakai masker. Serta menggunakan semporatan untuk menghilangkan dehidrasi. Sementara itu, calon haji yang mengalami sakit jantung tengah dirawat di RSUP NTB.