REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Suhu udara ekstrem yang bisa mencapai 40 hingga 45 derajat Celcius menjadi tantangan tersendiri bagi calon haji untuk menyelesaikan ritual ibadah di Tanah Suci.
"Kami beri tahu jamaah untuk menghindari sengatan matahari dan harus banyak minum," ujar Sekretaris Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi Jakarta - Pondok Gede Purwanto, Senin (24/8).
Ia menjelaskan bahwa jamaah haji sudah diwanti-wanti sejak ada di Indonesia. Mereka diminta untuk terus menjaga agar tubuh terhidrasi dan tidak berjalan-jalan sengatan matahari langsung.
"Bawa semprotan untuk di muka buat menghindari terik matahari," ujarnya.
Bila banyak calon haji yang tidak mampu menahan sengatan matahari, panitia haji telah membuka rumah sakit semi permanen yang akan melayani dan mengobati para jamaah selama ibadah haji. Jika memang permasalahan kesehatan cukup serius, maka jamaah akan langsung dirujuk ke rumah sakit di Arab Saudi.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada jamaah haji dari Indonesia yang mengalami masalah kesehatan serius. Mereka dinilai akan kuat untuk menjalankan ibadah haji meski ada beberapa jamaah yang sudah memasuki umur yang terbilang lanjut.