REPUBLIKA.CO.ID,MADINAH -- Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Kota Madinah merawat 10 pasien calon haji dari Indonesia.
Sampai Senin (24/8) dini hari, BPHI sudah menerima beragam keluhan penyakit dari mereka. Ada jamaah yang tumbang saat baru tiba di hotel dan ada pula jamaah yang terkena demensia alias pikun.
Di antara pasien yang mendapatkan perawatan di BPHI Madinah adalah Pardi bin Madnursam bin Trunawikrama asal Banyumas, Jawa Tengah dan Halimah Hamrih Saad asal Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pardi (69 tahun) dibawa ke BPHI pada Ahad (23/8) dinihari setelah mengalami kegelisahan dan hiperaktif di hotel tempat menginap.
Pardi mulai masuk ke kamar jamaah lain dan mengamuk serta tidak kooperatif saat dibujuk petugas. Akhirnya, Pardi pun dibawa menggunakan ambulans dari Hotel Anwar Al-Zahra menuju BPHI Madinah.
Sesampainya di BPHI, Pardi masih tampak gelisah dan selalu meminta pulang. Sang istri yang ikut kebingungan meminta Pardi ber-istighfar dan banyak minum air putih. “Bapak sudah kelihatan gelisah saat tiba di sini,” kata istri Pardi kepada Republika.
Dokter Kahrir Pabe Patangai yang bertugas di BPHI mengatakan, pasien mengalami gangguan depresi akibat kelelahan, kekurangan asupan mineral, dan pikiran yang bermacam-macam.
Karena itu, tindakan pertama yang dilakukan terhadap Pardi adalah memberikan injeksi penenang agar Pardi bisa beristirahat terlebih dahulu.
Berbeda halnya dengan Halimah (64 tahun) yang selalu meminta pulang dan menunjukkan bahwa rumahnya hanya berada di belakang kantor BPHI.
“Kasihan anak saya di rumah tidak ada temannya. Tolong antar saya pulang, buka pintunya,” pinta Halimah kepada perawat yang menjaganya.
Saat berbincang dengan Republika, Halimah sering mengalami lupa ingatan. Namun, sesekali dia bisa mengingat informasi detail mengenai keluarga dan asalnya. Halimah tidak menyadari sudah berada di Madinah.
“Tolong saya diantar pulang. Anak saya di rumah tidak ada teman,” begitu pinta Halimah dengan bahasa daerahnya.
Dokter ahli penyakit jiwa yang bertugas di BPHI Madinah, Aan Susianti menerangkan, Halimah terserang demensia tahap awal kategori sedang serta dehidrasi. Kurangnya asupan air mengakibatkan Halimah kehilangan konsentrasi yang berakibat pada menurunnya fungsi sistem sel-sel tubuhnya.
Terhadap pasien dengan gejala seperti itu, BPHI sudah memiliki standar prosedur penanganan berupa pemeriksaan status mental mini (the Mini Mental State Examination/MMSE). Setelah diukur, tingkat MMSE Halimah adalah 19.
“Ini kategori demensia sedang,” kata Aan.
Adapun interpretasi lengkap pengukuran MMSE adalah nilai 25-20 normal, 21-24 ringan, 10-20 sedang, dan lebih kecil dari 10 masuk ke dalam kategori berat.
Aan melanjutkan, pasien yang terkena demensia memang akan menunjukkan gejala kelainan perilaku. Bagi mereka yang masuk dalam kategori berat, maka akan sulit mengembalikan tingkat kepulihannya. Kalaupun bisa, maka diperlukan waktu yang cukup lama.
“Untuk ibu Halimah, insya Allah dengan istirahat yang cukup, kami tenangkan, nanti bisa kembali beraktivitas normal dan melanjutkan tahapan-tahapan ibadah hajinya,” ujar Aan.
Selain Pardi dan Halimah, BPHI juga tengah merawat seorang pasien bermama Sunarto yang menderita penyakit tumor paru-paru. Ia sudah menderita tumor paru-paru cukup parah sejak sebelum keberangkatan dari Tanah Air.