REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagian besar kondisi kesehatan para calon haji Indonesia rentan terhadap berbagai penyakit dengan risiko tinggi (risti). Sehingga mereka disarankan agar tidak sembarangan jajan makanan selama di Tanah Suci.
"Para jamaah sangat dilarang untuk jajan sembarangan di tanah suci," ujar spesialis penyakit dalam (internist) Rumah Sakit Yadika, Jakarta, dr. Hariadi Wiroto, beberapa waktu lalu.
Ia menyarankan agar jamaah haji penderita diabetes tidak mengonsumsi banyak makanan berkadar gula tinggi selama melakukan aktivitas di Tanah Suci.
Pada dasarnya, Hariadi mengatakan, penderita diabetes harus mematuhi pola '3J'. Pelaksanaan J yang pertama, yaitu jaga jadwal makan. Setiap harinya jamaah harus makan di waktu yang sama mulai dari makan pagi, siang dan malam.
Jamaah disarankan membawa makanan sendiri dari penginapan saat ibadah di luar agar jadwal makan tidak terlambat.
Akronim J yang kedua adalah menjaga jenis makanan. Para jamaah diminta menghindari makanan dengan kadar gula tinggi. Jamaah penderita diabetes ini tidak disarankan membeli makanan sembarangan yang tidak diketahui kadar gulanya.
“Apabila mereka salah makan sekali saja, penyakit diabetes mereka akan bisa menjadi semakin parah,” jelas dr Hariadi.
Untuk J yang terakhir, yaitu menjaga jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuh. Selain 3J, hal yang tidak kalah penting lainnya adalah minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter.
“Para jamaah harus selalu menyiapkan obat dan membawanya kemanapun saat pergi,” katanya.