REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Pemerintah mengantisipasi makanan sudah basi ketika boks makan siang diterima jamaah haji asal Indonesia di Makkah. Pemerintah pun mengimbau jamaah untuk tidak menunda makan siang.
"Makanan dikonsumsi paling telat dua jam setelah diterima oleh jamaah," Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama Sri Ilham Lubis, Selasa (25/8).
Sri menjelaskan perhitungan dua jam tersebut karena adanya menu sayuran dalam boks makan. Sayuran dalam kemasan tertutup dikhawatirkan mudah basi dan mencemari makanan lainnya.
"Sebenarnya bisa saja lebih lama. Tapi, kami antisipasi jangan sampai lauknya bagus, nasinya tahan, tapi sayurnya tidak. Kita tetapkan batasan antisipasinya adalah dua jam," ujar dia.
Pemerintah juga sudah meminta 23 perusahaan penyedia jasa katering untuk mendistribusikan makanan ke pemondokan sebelum pukul 11.00 Waktu Arab Saudi. Pemerintah memperkirakan jamaah belum berangkat ke Masjidil Haram untuk shalat Dzhuhur pada waktu tersebut.
Biasanya, jamaah akan melanjutkan Shalat Ashar di Masjidil Haram tanpa kembali ke pemondokan untuk menghemat tenaga.
"Jadi, jamaah sudah bisa konsumsi makanan sebelum ke masjid. Karena itu, distribusi tidak boleh telat," kata dia.
Agar tidak terlambat, dapur-dapur milik penyedia katering terletak tidak jauh dari pemondokan jamaah haji. Sri Ilham mencontohkan dapur milik Ragaib hanya berjarak 10 menit dari pemondokan jamaah di Misfalah.
Karena itu, dia yakin distribusi tidak akan terhambat. "Kalau dia kirim makanan pukul 10.30, jamaah masih bisa menerimanya sebelum pukul 11.00," kata dia.