REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Di tengah kesibukannya sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Prof Tjandra Yoga Aditama memiliki kisah menarik ketika mengemban tugas sebagai Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI).
Ia pun menceritakan berbagai tantangan yang dihadapi PKHI di Arab Saudi.
"Banyak yang orang lansia, ada yang datang dari pedesaan, ada pula yang hanya fasih berbahasa daerahnya saja. Pokoknya butuh kesabaran ekstra khusus untuk dapat melayaninya dengan baik," katanya, Sabtu (29/8).
Prof Tjandra mengatakan, PKHI memiliki tiga dimensi tugas. Pertama, PKHI dituntut menerapkan ilmu kedokteran dan kesehatan dengan maksimal walaupun dengan fasilitas yang ada yang tidak sebaik sarana prasana RS di Indonesia. Petugas PKHI juga diharapkan memiliki kesabaran super tinggi. Pasalnya, jamaah calon haji berasal dari beragam daerah di Indonesia.
Menurutnya, PKHI berperan menentukan seseorang jamaah apakah bisa ikut prosesi Arafah Mina atau diikutkan Safari Wukuf, dengan segala pertimbangan agama dan kesehatannya.
"Misalnya bagaimana kaum wanita dengan siklus menstruasinya terhadap kemungkinan ibadah, bagaimana menghadapi pasien yang memaksakan diri mau umrah berkali-kali sampai jatuh sakit sebelum hari Arafah di Mina karena kepercayaan tertentu bahwa umrah sekian kali itu sama dengan haji," ujarnya.