Rabu 02 Sep 2015 13:33 WIB

Fuad Hasan Masyhur: Nikmatnya Jadi Pelayan Tamu Allah

Rep: Fian Firatmaja/Damanhuri Zuhri/ Red: Agung Sasongko
Fuad Hasan Masyhur
Foto: Fian Firatmaja/Republika
Fuad Hasan Masyhur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 20 tahun menjadi pelayan tamu Allah, dengan bendera perusahaan Maktour, Fuad Hasan Masyhur mengaku sangat menikmati perannya mendampingi para jamaah haji dan umrah yang beribadah di Baitullah, Makkah dan Madinah.

"Saya selalu menempatkan diri menjadi pelayan tamu Allah. Saya jadi bos hanya di internal, tapi kalau di luar, saya menjadi pelayan tamu Allah. Jadi, benar-benar memberikan yang maksimal kepada para jamaah," ungkap Fuad Hasan Masyhur kepada Republika, di ruang kerjanya, di Jakarta, Selasa (25/8).

Bagi direktur utama penyelenggara haji dan umrah khusus, Maktour, ini, dirinya dan seluruh staf Maktour harus memiliki satu keikhlasan bagaimana berpikir dana yang diberikan jamaah harus dikembalikan untuk jamaah sendiri.

"Alhamdulillah, saya bisa bertahan dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas karena ini terus saya tanamkan kepada para staf dan putra-putra serta keponakan saya bagaimana bisa menjadi pelayan tamu Allah yang baik," kata Fuad menerangkan.

 Pengusaha asal Makassar, Sulawesi Selatan, ini mengungkapkan, rata-rata masyarakat yang berangkat ke Baitullah adalah masyarakat awam yang baru pertama kali melakukan ibadah haji. Sehingga, apa pun yang diberikan akan mereka terima. "Sebagai penyelenggara, kita tahu apa hak yang harus mereka dapatkan," ujar Fuad.

Contoh kecil, kata dia, jamaah tinggal di hotel, tapi penyelenggara bisa saja mengurangi hak jamaah. Ambil dengan embel-embel dengan menu enak, bisa saja makan di restoran fast food di luar hotel dan jamaah akan tetap menerima. "Seharusnya sebagai penyelanggara, bila jamaah tinggal di hotel, ya makan harus di hotel, bukan makan di tempat lain atau restoran fast food," katanya menegaskan.

Fuad lalu mengisahkan pengalaman pahit yang ia alami di awal-awal mengelola perusahaan penyelenggara haji khusus. "Saya pernah mengalami hal-hal yang tidak sehat. Ada pihak yang kurang nyaman melihat Maktour sebagai saingan. Alhamdulillah, saya sampai saat ini tidak pernah melihat yang lain sebagai saingan," ujarnya.

Maktour selalu berusaha menempatkan jamaahnya di  hotel yang terbaik, di Makkah maupun Madinah. "Kamilah yang menempati Apartemen Hilton yang letaknya persis di depan Masjidil Haram. Tahun berikutnya, ada yang merasa terganggu dan mencoba menutup semua apartemen," ujar Fuad.

Atas kuasa Allah, kata Fuad, waktu itu Hotel Hilton sudah rampung. Jamaah Maktour yang tidak mendapatkan apartemen karena di-booking penyelenggara lain malah berkesempatan tinggal di Hotel Hilton.

"Jadi, kami berkesempatan sebagai pengusaha pertama yang menggunakan Hotel Hilton Makkah. Jamaah Maktour yang membayar biaya apartemen malah tinggal di Hotel Hilton yang lebih mahal," ungkapnya penuh syukur.

Fuad mengaku haru bila menyaksikan para jamaahnya dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik. "Jujur tidak akan ternilai dengan apa pun. Satu kepuasan yang susah diungkapkan. Melihat sudah terlaksana dengan baik. Dari tahun ke tahun, kami mencoba yang terbaik buat jamaah," ucap Fuad.

Fuad merasa terpukul bila ada jamaah yang tidak terlayani dengan baik. "Mereka adalah para tamu Allah yang harus dilayani dan dimuliakan. Saya marah sekali kepada tim saya bila ada hak jamaah yang tidak terpenuhi," kata Fuad menambahkan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement