Rabu 02 Sep 2015 15:00 WIB

Tersasar di Pemondokan Haji Terbesar

Rep: Ratna Puspita/ Red: Indah Wulandari
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah
Foto: bstatic.com
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH -- Jamaah dari kelompok terbang (kloter) Solo (SOC) 07 tiba di Hotel Al Jawharah, Sektor 8, Jarwal, Makkah, Selasa (1/9) pukul 17.00 waktu Arab Saudi. Sebagian jamaah tampak bingung mencari kamar ketika tiba di hotel.

Jamaah asal Banjarnegara, Benyamin (59) meminta bantuan mencari kamar. "Aku wes muter-muter seprapat jam durung ketemu-ketemu (Saya sudah berputar-putar 15 menit belum ketemu," kata dia.

Benyamin mendapatkan kunci kamar nomor 2440. Dia pun naik ke lantai 2 karena berpikir kamarnya berada di lantai itu sesuai angka awal yang tertera di kunci kamar. Dia pun kembali ke lobi hotel untuk bertanya.

Petugas pun mengantarkan Benyamin ke lantai 4. Ketika keluar dari lift, terdapat keterangan nomor berikut petunjuk arah menuju kamar. Tercantum lokasi kamar nomor 2440. "Alhamdulillah, saya sudah mencarinya dari tadi. Benar ini kamar saya," kata dia dengan wajah riang.

Penomoran di Hotel Al Jawharah memang berbeda dari hotel lainnya. Jika biasanya angka pertama pada nomor lantai maka tidak demikian di hotel yang terletak 800 meter dari Masjidil Haram ini. Angka pertama berarti nomor tower dan angka kedua menunjukkan nomor lantai.

Hotel Jawharah merupakan pemondokan jamaah asal Indonesia dengan kapasitas terbesar, yaitu 21.600 orang. Hotel tersebut memiliki lima tower, masing-masing berkapasitas sekitar 400 orang.

Setiap tower memiliki toko-toko yang menjual oleh-oleh dan bahan makanan Indonesia. Setiap tower juga memiliki banyak lift dan lorong sehingga tidak langsung mengarahkan jamaah ke kamarnya. Kondisi ini membuat jamaah bingung ketika mencari kamar.

Kepala Sektor 8 Syamsyur mengatakan, pemondokan ini memang besar dan kerap membingungkan. Namun, petugas sudah mengimbau jamaah untuk menghapal arah ke kamarnya. Dia juga menyiagakan 40 petugas untuk membantu jamaah. "Dua sampai tiga hari setelah tiba kami harap jamaah sudah hapal," kata dia.

Petugas keamanan Sektor 8 Fadilah Jazuli mengatakan, hotel berada dalam kompleks yang tertutup sehingga memudahkan pengamanan. Apalagi, pengelola hotel sudah menyediakan petugas keamanan selama 24 jam dan CCTV di sejumlah titik.

Menurut Fadilah, petugas langsung bertanya kartu identitas ketika ada orang mencurigakan. "Hanya memang yang perlu diantisipasi adalah mukimin yang masuk ke hotel, berpakaian seperti jamaah, pada siang hari," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement