REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Mengkhawatirkan keselamatan jutaan jamaah haji dari pelbagai penjuru dunia, tahun ini lagi-lagi jamaah haji asal Guninea ditolak untuk memasuki kota Suci. Mereka ditolak dalam dua tahun berturut-turut dikarenakan kekhawatiran penyebaran Ebola.
"Guinea belum secara resmi dinyatakan bebas Ebola," Elhadj Abdoulaye Diassy, Sekjen Guinea untuk urusan agama, kepada Anadolu Agency dilansir dari OnIslam, Jumat (4/8).
Sebagai dari upaya pemerintah Arab Saudi melindungi para jamaah haji, mereka terpaksa mengumumkan larangan haji untuk Muslim dari Guinea sejak tahun lalu dan dilanjutkan hingga tahun ini.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), negara-negara yang terdeteksi memiliki potensi tinggi Ebola harus secara resmi bebas penyakit tersebut setidaknya tiga bulan sebelum pelaksanaan ibadah haji. Ebola diyakini telah menewaskan ratusan orang di kedua negara Muslim, Guinea dan Sierra Leone, selain Liberia sejak wabah ini dimulai pada bulan Februari.
Republik Guinea yang memiliki mayoritas penduduk Muslim merupakan salah satu negara yang terkena penyakit yang ditemukan pada tahun 1976 setelah wabah yang menimpa negara Republik Kongo. Penyakit meluar ini memiliki gejala awal yang bisa dikenali dengan sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan sebelum menuju fase yang lebih berat biasanya akan muntah-muntah, diare, hingga pendarahan internal atau eksternal.