Jumat 04 Sep 2015 14:47 WIB

Tradisi Mengantar Haji, Ngalap Berkah Hingga Liburan Bersama

Rep: c 37/ Red: Indah Wulandari
Seorang jamaah calon haji menyalami keluarga dari balik pagar Embarkasi Haji Adisumarmo, Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (23/8).
Foto: ANTARA FOTO/ Aloysius Jarot Nugroho
Seorang jamaah calon haji menyalami keluarga dari balik pagar Embarkasi Haji Adisumarmo, Donohudan, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (23/8).

REPUBLIKA.CO.ID,BEKASI -- Ratusan keluarga calon jamaah haji berkumpul di parkir belakang Asrama Haji  Bekasi. Dengan menggunakan bus dan mobil pribadi mereka datang untuk melepas kepergian keluarga pergi ke Tanah Suci.

Keluarga calon jamaah haji Kloter 38 asal Cirebon, Sulastri dan (50 tahun) Khaeriah (60 tahun) menceritakan bahwa mereka datang dengan rombongan sebanyak delapan mobil dan satu bis untuk mengantar empat orang anggota keluarga mereka yang akan berhaji.

Mereka tiba di asrama pada pukul 08.00 WIB. Namun, sampai pukul 11.00 WIB, keduanya masih belum bisa bertemu dengan keluarga mereka karena keempatnya sedang di aula asrama.

"Ini suporternya sekeluarga besar yang nganter, tetangga juga ada. Tapi, orangnya lagi pengarahan, jadi belum ketemu, sebelum ketemu kita nggak mau pulang," kata Sulastri pada Republika.co.id, Jumat (4/9).

Sementara itu, Khaeriah menuturkan bahwa memang tradisi orang Cirebon adalah mengantar jamaahcalon haji dengan beramai-ramai. Bahkan bisa sampai ratusan orang yang ikut mengantar. Setelah  bertemu dengan keluarga di asrama haji, mereka akan berwisata ke tempat lain.

"Tradisinya memang nungguin, ketemu sama yang mau naik haji. Tetangga-tetangga juga banyak yang ikut sambil jalan-jalan, ada yang ke Ragunan, ke Masjid Kubah Emas, terus nanti ketemu calon haji," tutur Khaeriah.

Untuk ongkos perjalanan dari Cirebon sampai asrama haji, semua ditanggung oleh orang yang ingin ikut serta mengantar.

Dari pihak keluarga, kata Sulastri, akan disediakan panitia untuk mengumpulkan biaya ongkos dan memesan bis ataupun menyewa mobil. Sementara untuk biaya, pihak calon jamaah haji hanya memberikan konsumsi makanan ringan untuk keluarga dan tetangga yang ikut mengiringi kepergian mereka.

"Dari keluarga ada yang panitianya. Misalnya, nih ada yang mau naik haji, ditanya kapan naik hajinya?  Tahun depan, nanti nabung ke panitia. Seminggu nabung 10 ribu, supaya ngeringanin orang yang kuli ke sawah," jelas Sulastri.

Menurut Sulastri, tradisi ini memang selalu dilakukan oleh orang Cirebon. Karena sebagai motivasi agar bisa berangkat ke Tanah Suci. Ia sendiri yang memang belum pernah berangkat haji mengaku semakin termotivasi untuk menabung agar bisa ke Tanah Suci.

Sementara Khaeriah yang sudah pernah naik haji pada tahun 2013 juga menuturkan hal yang serupa. Ia dulunya sering mengantarkan keluarga ke asrama haji dan termotivas untuk bisa seperti itu juga. Akhirnya pada tahun 2013 lalu ia pun bisa melaksanakan rukun islam kelima itu.

Selain Sulastri dan Khaeriah, Carap (37 tahun) anak dari calon jamaah haji bernama Pak Darma dan Bu Ribut asal Cirebon juga datang dengan 400 orang keluarganya. Rombongan keluarga besar dan tetangga mereka datang dengan dua mobil pribadi dan enam bus wisata dari Losari, Cirebon.

"Kita rombongan keluarga besarnya ada 400 orang. Saudara-saudara kita banyak. Ada tetangga juga. Nanti dari sini mau jalan-jalan ke tempat lain juga," tutur Carap.

Selain bertujuan untuk menemui calon jamaah haji di asrama, keluarga dari Pak Darma memang memiliki tujuan lain.

Menurut Warji (43 tahun) keponakan Pak Darma, mereka mempunyai tiga tujuan dari Cirebon.

"Pertama, kita transit ke Masjid Kubah Emas Depok tadi jam  04.00. Kedua, ketemu calon haji. Lalu ketiga kita ziarah ke makam Syekh Turo di Karawang, tokoh penyebaran agama islam di Jabar," jelas Warji.

Lain lagi dengan calon jamaah haji asal Subang, Narmi (49 tahun). Ia dan suaminya, Supardi (49 tahun) diiringi oleh rombongan keluarga yang menggunakan 25 mobil dari Subang.

"Yang nganter saudara, tetangga, keluarga besar anaknya pada banyak. Jadi yang nganter banyak," jelasnya.

Menurutnya, tiap tahun di keluarganya selalu ada yang naik haji. Mereka percaya bahwa dengan mengantar keluarga yang naik haji, nantinya mereka akan memiliki semangat untuk menabung agar bisa naik haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement